[Renungan] Bebas Dari Kutuk - Pdt. Samuel Handoko

Bangsa Israel baru saja mengalahkan 2 orang raja: Sihon, raja orang Amori, dan Og, raja Basan. Balak bin Zipor, raja Moab dan orang-orang Moab menjadi gentar (Bilangan 22:2), maka Balak mengirim utusan yang terdiri dari para tua-tua Moab dan para tua-tua Midian, dengan membawa di tangannya upah penenung, memanggil Bileam untuk datang mengutuki orang Israel(Bilangan 22:4-5).


Memaksa Tuhan

“Karena itu, datanglah dan kutuk bangsa itu bagiku, sebab mereka lebih kuat dari padaku; mungkin aku sanggup mengalahkannya dan menghalaunya dari negeri ini, sebab aku tahu: siapa yang kauberkati, dia beroleh berkat, dan siapa yang kaukutuk, dia kena kutuk." (ayat 6). Balak percaya jika Israel berada di bawah kuasa kutuk, maka menjadi mudah untuk dikalahkan.

Bileam bukan orang Israel, tetapi merupakan seorang yang mengaku percaya kepada Tuhan dan dapat berkomunikasi dengan Tuhan (ayat 8, 18). Pada zaman tersebut, orang percaya bahwa ada kekuatan dalam ucapan seorang pelihat/nabi. Itulah sebabnya mengapa Balak ingin Bileam mengucapkan kutuk kepada Israel.

Balak adalah seorang yang mengerti bahwa ada kuasa supranatural yang bisa mempengaruhi kehidupan orang. Dia sadar bahwa ada kuasa yang lebih besar dari kuasa manusia.

Mula-mula Bileam tidak mau pergi, karena dalam mimpi dilarang oleh Allah. Namun, ketika utusan raja Moab datang lagi dengan menjanjikan upah yang sangat banyak, hatinya mulai tergerak. Ia mencoba untuk bertanya kembali kepada Tuhan (ayat 17-19). Usaha Bileam untuk mencari lagi kehendak Tuhan (ayat 19) jelas merupakan upaya untuk membenarkan apa yang ia inginkan. Ia berharap Allah akan berubah pikiran seperti allah-allah lain yang dapat dibujuk. Sayangnya, orang beriman pada masa kini pun sering melakukan apa yang Bileam lakukan, yakni berusaha mengubah kehendak Tuhan supaya sesuai dengan kehendak diri. Ini namanya memakai kedok rohani untuk membenarkan diri, dan sama sekali bukan mencari kehendak Allah.

Akhirnya Tuhan memperbolehkan Bileam untuk pergi dengan peringatan bahwa ia hanya boleh melakukan sesuai dengan firman Allah (ayat 20). Kita tidak diberitahu mengapa Tuhan kemudian mengizinkan Bileam untuk pergi. Yang pasti hal ini memperlihatkan kedegilan hati Bileam dan juga kedaulatan Allah untuk membalik kutuk menjadi berkat. Lewat Bileam, Allah menegaskan bahwa Israel adalah bangsa yang dipilih dan diberkatiNya, dan seorang pun tidak bisa membelokkan hatiNya untuk mengutuk bangsa Israel.


Berkat dan Kutuk

Cerita ini begitu menarik, karena kemudian kita mendapati 2 kebenaran. Yang pertama, berkat dan kutuk adalah dua hal yang berbeda, yaitu kalau kita diberkati, maka kita tidak mungkin berada dalam kutuk, sedang kalau kita dikutuk, maka tidak mungkin kita diberkati.

Kedua, sumber berkat sejati adalah Tuhan, tidak ada yang bisa memberkati manusia, kecuali Tuhan, karena itu, inti dari hidup diberkati adalah kembali kepada TUHAN, karena itu dikatakan, “Allah, yang membawa mereka keluar dari Mesir, adalah bagi mereka seperti tanduk kekuatan lembu hutan, sebab tidak ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan dikatakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah.”(Bilangan 23:22 –23). Karena itu, pastikan bahwa kita hidup dalam berkat Allah, pasti kita akan bebas dari kutuk.

Bagaimana bisa hidup dalam berkat Allah? Hidup dalam berkatNya berarti hidup sesuai tuntunan AnakNya, Tuhan Yesus dan percaya bahwa Dialah Juruselamat kita. Alkitab menjelaskan bahwa Yesus sudah membebaskan kita dari segala kutuk, ketika Dia tergantung di atas kayu salib. “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: "Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib!" (Galatia 3:13). Jika kita mau hidup dalam berkat Allah, maka kita harus dibebaskan dari kutuk, dan hal itu hanya dapat dikerjakan oleh Sang Juru Selamat, yaitu Yesus Kristus.“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kolose 2:6-7).

Setiap orang yang sudah ditebus, dan hidup dalam perlindungan Tuhan, tidak akan bisa kena mantera-mantera ahli sihir, karena Penebus dan Pelindung kita lebih besar dan lebih kuat dari kuasa apapun di dunia ini. Oleh karena itu, pastikan supaya hidupmu tetap di dalam Dia, berakar dan dibangun di atas Dia, supaya imanmu bertambah teguh, dan hatimu melimpah dengan syukur.

(Pdt. Samuel Handoko)

Comments