"Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu mengenai kamu, demikian firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan." (Yeremia 29:11)
Ketika diperhadapkan pada suatu persoalan, seringkali kita bertanya kepada Tuhan: "Mengapa?". Ketika rancangan Tuhan ternyata tidak sesuai dengan proposal kehidupan yang kita ajukan, lagi-lagi kita bertanya kepada-Nya : "Mengapa?". Tahukah kita bahwa pertanyaan 'Mengapa' ... 'Mengapa' dan 'Mengapa' sukses menghambat pekerjaan Tuhan dalam hidup kita? Hal itu jelas bukan keinginan Tuhan! Kehendak Tuhan adalah agar kita bukan terus bertanya 'Mengapa', melainkan percaya sepenuhnya pada kesempurnaan rancangan-Nya.
Ketika Tuhan berfirman kepada Abram (yang kemudian bernama Abraham): "Pergilah dari negerimu .. ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu." tidak tercata Abraham bertanya kepada Tuhan: "Mengapa?". Alkitab justru mencatat: Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan Tuhan kepadanya. (Kejadian 12:1-9). Di kemudian hari, ketika Tuhan meminta Abraham mempersembahkan Ishak, anaknya, sebagai korban bakaran, Abraham juga tidak bertanya: "Mengapa?". Sebaliknya, pada keesokan harinya Abraham segera pergi melaksanakan perintah Tuhan. Tidak heran Tuhan terkesan dengan imannya lalu memberkatinya berlimpah-limpah (Kejadian 22:1-19).
Pertanyaan 'Mengapa' secara tidak langsung menunjukkan bahwa kita tidak sepenuhnya mempercayai Tuhan. Seorang teman pernah menulis status pada sismednya: "Mengikut Tuhan itu menegangkan, tetapi aman,". Benar sekali! Dalam perjalanan hidup ini, jalan Tuhan tidak selalu dapat kita mengerti. Terkadang Tuhan seolah membawa kita ke tempat-tempat yang menakutkan. Meski tampak menakutkan, perjalanan bersama Tuhan terbukti paling aman untuk bisa sampai ke tujuan.
Roma 28:8 menuliskan: "Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.". Perhatikan bahwa 'segala sesuatu' menunjuk pada seluruh aspek kehidupan kita, termasuk kegiatan sehari-hari. 'Segala sesuatu' menunjuk pula pada setiap situasi, entah itu baik ataupun buruk. Apabila saat ini Anda ditempatkan pada situasi yang tidak kita mengerti, berhentilah bertanya 'Mengapa' kepada Tuhan! Sebaliknya, ucapakan dengan iman: "Aku percaya Tuhan bekerja dalam situasiku saat ini untuk mendatangkan kebaikan bagiku!" - (Linawati Santoso, Pro-m GMS Surabaya)
Comments
Post a Comment