[Renungan] Ketika ‘Diam adalah Emas’ dan ‘Bicara adalah Platinum’

Shalom saudara terkasih di dalam Kristus Yesus Tuhan,

Beberapa hari belakangan ini, saya seringkali mendengar kotbah-kotbah dari hamba-hamba Tuhan yang luar biasa. Namun satu hal yang sangat luar biasa adalah ‘seperti’ atau ‘memang’ Tuhan ingin menyampaikan sesuatu yang penting tentang bagaimana seharusnya kita ‘berbicara’ kepada orang lain. Hmm.. Padahal kotbah mereka tidak sedang membahas hal ini. Namun pesan yang luar biasa saya dapatkan.

Saya teringat dengan seorang teman saya, di mana saat itu saya belum mengenal Tuhan. Saya suka ngomong sesuatu yang saat itu saya anggap sebagai kebenaran, namun tidak bagi mereka yang mengenal Tuhan. Dia dengan lancarnya mengatakan ‘Kalau asal jangan usul, kalau usul jangan asal.’ Padahal saat itu umur dia jauh di bawah saya. Malu deh kalo inget lagi hari itu.. hahaha


Oke, hari ini saya menemukan sesuatu yang menarik sehingga ingin sekali membagikan hal ini agar KASIH kita di dalam Kristus semakin terpancar. Kita lihat di Matius 12:33-37 ini adalah perkataan Yesus dan merupakan salah satu dari begitu banyak ayat yang bisa kita baca tentang bagaimana ‘mulut dan lidah’ kita harus digunakan. Luar biasa!! “Tetapi Aku (Yesus) berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.

Perkataan sia-sia? Saya pun merenung. Apa itu perkataan sia-sia? Bully, gossip, berbohong dan banyak hal lagi perkataan-perkataan yang sia-sia yang harus saya pertanggungjawabkan. Wah .. sepertinya ini hal yang berbahaya. “..., dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.DIHUKUM!!! Waduh .. waduh ..

Lalu kita pasti sering mendengarkan kotbah tentang ‘Mengucap Syukur’, ‘Ucapkan Berkat’, ‘Perkatakan Firman’, dan masih banyak lagi ‘hal positif’ yang bisa kita ucapkan. Hal ini pun diperhitungkan. “Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, ...

Tidak ada kata seberapa lama kita telah mengenal Tuhan, ketika di cek kembali, ternyata banyak sekali diantara kita yang masih seringkali, ‘sengaja’, ‘bercanda’, ‘keceplosan’, dan lain-lain yang suka sembarangan berbicara termasuk saya. “.. bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.

Hari ini saya bersyukur karena Tuhan Yesus kembali menegur dan mengingatkan saya untuk sangat memperhatikan apa yang akan kita ‘perkatakan’. Lebih baik ‘diam’ daripada mengeluarkan kata yang ‘sia-sia’ namun ketika harus berbicara, ucapkanlah hal-hal yang positif.

Ketika diam adalah emas dan berbicara adalah platinum. Tuhan Yesus Memberkati


#SAC

Comments