Mengapa Engkau Mencintaiku?

Jadi teringat sewaktu pernah bertanya akan hal ini kepada si do'i. Kemudian si do'i malah mengembalikan pertanyaan ini. Akhirnya kami berdua saling pandang dalam kebingungan bahwa tidak ada alasan mengapa kami saling suka, saling jatuh cinta, dan saling mengasihi. Terlihat lucu, namun memang inilah faktanya dan akhirnya kami tertawa bersama karena merasa sama-sama bingung dan tidak mendapatkan alasan mengapa kami saling mengasihi.

Beberapa hari yang lalu, saya juga pernah bertanya kepada sahabat saya yang satu perusahaan dengan saya dan satu profesi di perusahaan saya. Saya bertanya satu hal kepadanya. Mengapa kamu begitu mencintai pasangan kamu. Dia terdiam sejenak seperti berpikir. Lima belas menit kemudian, saya kembali melihat sahabat saya ini, dia seolah masih mencari alasan mengapa dia mengasihi pasangannya. Pada akhirnya dia tertawa kecil dan berkata, "gw gak punya alasan".

Apakah harus ada alasan ketika mencintai pasangan kita? Apakah harus ada bukti ketika kita mencintai pasangan kita tersebut? Apakah tidak puas ketika kita bisa bersama dengan pasangan kita itu?

Satu hal yang saya lihat, ketika seseorang lahir dengan wajah yang cantik atau tampan, dengan suara yang merdu, dengan kulit yang halus, apakah semuanya akan bertahan hingga pada akhirnya? Seorang yang terlihat baik pada pertama perkenalan, seorang yang terlihat begitu perhatian. Apakah semuanya itu abadi?

Saya pernah membaca cerita ketika seorang cewe memaksakan cowo-nya untuk memberikan alasan-alasan mengapa si cowo begitu mencintainya. Si cowo kebingungan setengah mati dan menjawab tidak memiliki alasan apapun. Namun si cewe marah karena merasa cowo-nya tidak serius kepadanya. Lalu si cowo menjawab, kalau kulitnya mulus, suaranya merdu, dan wajahnya cantik. Tidak lama kemudian, cewe ini mengalami kecelakaan, rambutnya harus dibotakkan, di lengannya harus dijahit, wajahnya sedikit lecet. Si cowo mengirimkan surat kepada si cewe yang berisi "Ketika kamu bertanya alasan mengapa aku begitu mencintaimu, aku tidak memiliki alasan. Namun kamu memaksaku untuk memberikan alasan dan akhirnya aku harus memilih alasan mengapa aku begitu mencintaimu. Namun, lihatlah, sekarang padamu sudah tidak ada lagi alasan-alasan mengapa aku harus mencintaimu. Jadi, bagaimana pikirmu tentang apakah aku masih mencintaimu apa tidak?" Kemudian tiba-tiba disamping cewe itu terdengar suara "Sesungguhnya benarlah aku tidak memiliki alasan sedikitpun untuk tidak mencintaimu ataupun aku harus mencari-cari alasan untuk mencintaimu. Aku tidak perduli dengan kulitmu yang mulus, aku tidak perduli dengan rambutmu yang indah, dengan wajahmu yang cantik. Tahukah kamu, ketika nanti rambutmu memutih, kulitmu keriput, wajahmu tidak secantik saat kamu muda, aku tetap mencintaimu."

Seperti apa Kasih yang telah Kristus berikan kepada kita, anak-anak-Nya yang kepada-Nya kita selalu mengecewakan-Nya? Apakah Kristus mengajarkan kita untuk mengasihi hanya kepada orang-orang yang kita Kasihi? Apakah Kristus pernah meninggalkan kita walaupun kita seringkali melupakan-Nya? Lihatlah diri kita, mengapa seringkali kita mengasihi Kristus hanya saat hal-hal yang kita minta, kita doakan dikabulkan seperti harus ada sebuah alasan untuk kita mengasihi-Nya. Lihatlah diri kita, ketika Tuhan memberikan apa yang kita minta, apakah sesungguhnya kita LAYAK untuk mendapatkannya? Seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak". Namun lihatlah! Saat kita lemah, KRISTUS telah mati untuk kita. Buka mata lebar-lebar! Siapa diri kita? Coba hitung, berapa banyak karya Kristus di dalam kehidupan kita? Tanya Kristus, Mengapa Engkau Mencintaiku? Tetapi ketika nyata kemurahan Allah, Juruselamat kita, dan kasih-Nya kepada manusia, pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Adakah alasan bagi-Nya? Tidak! Dia mengasihi kita di dalam seluruh aspek kehidupan kita hingga Dia rela menebus kita dengan darah-Nya! Pikirkanlah semuanya itu.

Jadi, apakah masih ada alasan bagi kita untuk menjalankan perintah-Nya tentang mengasihi?

Matius 22:37-39
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.

Syalom,
SAC~

Comments