Renungan Harian Kristen
Agung / berbagai sumber
Salah satu penyebab kerusakan dalam pernikahan dan keluarga saat ini adalah komunikasi. Rasul Paulus menggunakan kata “kotor” untuk menggambarkan ucapan yang memiliki kuasa untuk meruntuhkan seseorang, baik orang dewasa maupun anak-anak (Ef. 4:29). Berikut adalah contoh perkataan kotor yang sering kita katakan pada anak-anak kita: “Tidak bisakah kamu melakukan sesuatu dengan benar?” “Ada apa denganmu?” “Kamu tidak pernah belajar.” “Kamu selalu merusak sesuatu.” “Biarkan saya saja yang melakukannya.” Jika ditulis, daftar itu tidak akan ada habisnya.
Sebaliknya, Rasul Paulus juga menyatakan bahwa perkataan yang baik memiliki kekuatan untuk membangun seseorang. Ketika kita membangun orang lain melalui ucapan kita, kita memberikan manfaat, kasih karunia, kepada kehidupan mereka (ayat 29).
Menyenangkan
“Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu,
manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang”
Amsal 16:24
Kata ‘Perkataan’ dalam bahasa Ibrani menggunakan kata ‘emer’, yang memiliki arti: kata-kata, jawaban, janji dan perintah.
Sedangkan kata ‘menyenangkan’, dalam bahasa Ibrani menggunakan kata ‘nam’, yang memiliki arti: baik, ramah, menyenangkan, sedap didengar, mulia, memberi anugerah.
Merenungkan semua pengertian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa:
- Pertama, kita perlu mencermati dengan seksama perkataan kita dalam kehidupan setiap hari. Apakah konsisten seperti yang diajarkan dalam firman atau tidak?
- Kedua, ingatlah bahwa semua kata, jawaban, janji dan perintah yang akan kita ucapkan kepada orang lain harus mengandung: kebaikan, ramah, menyenangkan, sedap didengar dan mulia.
- Ketiga, ingatlah bahwa setiap kali kita berkata-kata baik kepada seseorang, kita sedang membangun dan memberi kasih karunia kepada orang tersebut.
Akibat dari perkataan yang baik, ramah, menyenangkan, sedap dan mulia adalah
seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
Membangun
Perkataan yang baik dan benar harus dibiasakan saat berkomunikasi dengan semua orang tanpa memandang perbedaan suku, ras, usia, budaya, pendidikan dan sebagainya.
Karena kita masih muda, maka perkataan kita harus menyenangkan kepada orang yang lebih tua. Sebaliknya, karena kita sudah tua, maka perkataan kita harus menyenangkan kepada orang yang lebih muda.
Daripada berkata sia-sia, lebih baik pakailah kata-kata yang membangun. Anda bisa memulai dengan mengatakan kata-kata yang membesarkan hati seperti: “Nah bagus, begitu dong!” “Kamu benar-benar bekerja keras hari ini.” “Aku sangat bangga padamu.” “Kamu sangat pandai dalam hal itu.” “Good jobs!” “Nah, itu pemikiran yang bagus.”
Mari kita periksa kebiasaan bicara kita dan bertekad untuk membangun setiap orang yang kita jumpai, terutama anak-anak. Ingat, setiap orang membutuhkan kata-kata penyemangat lebih banyak dari kata-kata kritikan. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sebuah kebiasaan benar yang baik. Selamat membangun! Tuhan Yesus memberkati.
DARIPADA BERKATA SIA-SIA,
LEBIH BAIK PAKAILAH KATA-KATA YANG MEMBANGUN.
Agung / berbagai sumber
Comments
Post a Comment