[Renungan] Teladan - Voice 24.09.17 GMS

"Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu." (Amsal 4:13).

Tuhan menginisiasi pembentukan "Keluarga" melalui pernikahan, supaya manusia beranak cucu dan bertambah banyak serta memenuhi bumi. Tuhan menghendaki supaya keturunan manusia yang memenuhi bumi ini adalah keturunan yang unggul.

"Bukankah Allah yang esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan Ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya." (Maleakhi 2:15)


UNGGUL
Keturunan unggul adalah yang disebut Tuhan sebagai keturunan ilahi. Keturunan ilahi tidak hanya dilahirkan, tapi dibesarkan dan dididik supaya memancarkan gambar dan rupa Tuhan (Kejadian 1:26-27).

"Keluarga" bukan hanya menjadi tempat tinggal seorang anak, tapi juga harus menjadi tempat pembentukan seorang anak untuk menjadi manusia ilahi. Itulah sebabnya kita menyebut bahwa anak adalah karunia / titipan Tuhan. Ayah dan Ibu, sebagai orangtua berfungsi untuk membesarkan anak, yaitu memberi makan, perlindungan, dan kasih sayang, serta mendidik anak mereka supaya bertumbuh menjadi manusia ilahi (1 Timotius 6:11).

Waktu pertumbuhan anak tidak boleh berlalu dengan sia-sia tanpa pembentukan yang disengaja. Jika orangtua tidak mempergunakan waktu pertumbuhan anak dengan mengajarkan dan mendidik mereka dengan hal-hal ilahi, maka anak tersebut akan bertumbuh menjadi orang yang tidak bisa membedakan tangan kanan dan tangan kiri, tidak bisa membedakan kejahatan dan kebaikan - Amsal 4:19.

Karena setelah dunia jatuh dalam kutuk dosa, maka segala yang baik tidak akan tumbuh / muncul secara otomatis, tapi harus diperjuangkan. Yang otomatis tumbuh dari dunia yang terkutuk adalah onak dan semak berduri - Kejadian 3:18-19.

Beberapa petunjuk dari Amsal 4 ini, tentang pendidikan anak, adalah :
Pertama, bawalah anak-anak untuk mengenal dan memperoleh hikmat (Amsal 1:7, 4:7).
Kedua, jadikan mereka memutuskan untuk menjadi orang baik (Amsal 4:8-22)
Ketiga, supaya mereka menjadi orang yang teguh dalam menjaga hati terhadap kejahatan (Amsal 4:23)
Keempat, menjadi orang jujur tidak berbibir dolak dalik (Amsal 4:24)
Kelima, menjadi orang yang setia (amsal 4:
25).
Keenam, menjadi orang yang teguh untuk berjalan dalam kebenaran, melewati segala tantangan apapun (Amsal 4:26-27)

PELITA PADAM
Orang tua yang melalaikan tugas ini, akan bertanggungjawab kepada Tuhan. Tuhan sangat membenci orang tua yang melalaikan tugas ini, perhatikan Markus 9:24, "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut."

"Ketika Yesus melihat hal itu, Ia marah dan berkata kepada mereka: "Biarkan anak-anak itu datang kepada-Ku, jangan menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." Lalu Ia memeluk anak-anak itu dan sambil meletakkan tangan-Nya atas mereka Ia memberkati mereka." (Markus 10:14-16).

Sebaliknya bagi anak yang tidak mau dididik, Firman Tuhan juga menyatakan, "Siapa mengutuki ayah atau ibunya, pelitanya akan padam pada waktu gelap." (Amsal 20-20)

Orang yang "Pelitanya Padam" dalam gelap, adalah orang yang hidup dalam kegelapan atau dikuasai kegelapan.

Marilah kita menjadi orangtua yang bertanggungjawab, dan kalau saudara masih sebagai anak, maka jadilah anak yang taat dan hormat kepada orangtua, karena sikap itulah yang membawa saudara kepada hikmat. Tuhan Yesus Memberkati. (Pdt. Samuel Handoko)

Comments