Persekutuan Doa GMI - Kamis, 6 September 2012

Apa yang ada di benak kita ketika melihat gelas di samping? Apakah kita melihat gelas yang setengah kosong ataukah kita melihat gelas setengah isinya?

Ada sebuah cerita tentang, ada seorang yang tinggi dan badannya besar. Orang ini menantang siapa yang berani melawannya? Di situ orang merasa takut karena melihat badannya yang besar. Namun ternyata ada satu orang yang kecil yang berani melawan. Orang kecil ini terus melawan dan terus memukul. Memang orang kecil ini tidak menang, namun dia terus melawan. Saat pertandingan berakhir, dia ditanya orang-orang mengapa berani untuk melawan orang ini? Dia menjawab, meskipun saya tidak menang, dia juga babak belur karena dia tidak bisa menghindari serangan saya karena badannya terlalu besar untuk menghindar.

Kembali kepada pertanyaan di atas, apakah kita melihat gelas ini setengah kosong ataukan setengah isi? Bagaimanapun cara pandang kita, entah kita melihatnya setengah kosong ataupun setengah isi, cara pandang kita ini menandakan bagaimana kita memandang kehidupan kita. Di dalam gambar ini yang sama ini, cara berpikir orang-orang akan berbeda-beda. Semuanya tergantung dari pola pikir orang tersebut, tergantung dari latar belakang orang tersebut. Ketika kita melihat gelas ini setengah isi, maka kita melihat isi dari gelas ini. Namun ketika kita melihat gelas ini setengah kosong, maka kita hanya melihat hal yang tidak ada di dalam gelas ini. (renungkanlah, setiap jawaban berbeda-beda tergantung bagaimana cara Anda memandangnya)


Musa mengirimkan 12 orang untuk mengintai tanah perjanjian itu, pengintaian ini selama 40 hari. Kedua belas orang ini merupakan orang-orang yang diambil dari suku-suku masing-masing 1 orang. Setelah 40 hari, orang-orang ini kembali dan mereka langsung menemui Musa dan menyimpulkan 1 hal yang sama yaitu benar bahwa tanah itu adalah tanah yang makmur, tanah yang berlimpah susu dan madunya. Namun dari cara pandang yang berbeda 10 orang mengatakan kalau mereka tidak mungkin bisa masuk ke dalam tanah tersebut karena orang-orang yang tinggal di tanah tersebut memiliki badan yang besar-besar dan seperti raksasa. Sedangkan 2 orang, Kaleb dan Yosua mengatakan bahwa mereka bisa masuk dan menduduki tanah tersebut. Mereka bisa menang melawan orang-orang tersebut. Karena mereka percaya tanah tersebut merupakan tanah yang dijanjikan oleh Allah kepada nenek moyang mereka yakni Abraham. Dengan iman yang menuju kepada Tuhan mereka sangat yakin dapat masuk ke dalam Tanah Perjanjian tersebut.

Karena 10 orang menceritakan tentang kengerian tersebut, maka orang-orang lebih percaya kepada 10 orang tersebut. Apa akibat dari iman yang tidak percaya ini? Akibatnya mereka harus berputar-putar dan hidup di dalam padang gurun selama 40 tahun. Orang-orang yang tidak percaya tersebut akhirnya juga tidak dapat menikmati Tanah Perjanjian tersebut. Hanya Kaleb dan Yosua yang menikmati Tanah Perjanjian tersebut karena mereka pada akhirnya memang menduduki Tanah Perjanjian itu.

Kita dapat melihat Iman yang dimiliki oleh Kaleb dan Yosua hingga mereka memiliki sifat positif dan mereka sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan. Saat di padang gurun, Kaleb berumur 40 tahun kemudian 40 tahun kemudian mereka baru bisa masuk ke dalam Tanah Perjanjian itu. Saat kaleb berumur 85 tahun, dia berkata bahwa kekuatan dan imannya masih seperti 40 tahun yang lalu saat dia di padang gurun.

Berbeda dengan saat ini, kita sering kali melihat orang-orang menggunakan kekuatan dan berpikir dengan cara mereka sendiri tanpa mengandalkan iman yang percaya kepada Tuhan. Apalagi saat berada di dalam masalah-masalah, kebanyakan orang mencari cara mereka sendiri untuk keluar dari masalah-masalah tersebut. Padahal, apabila kita mau seperti apa yang dilakukan Kaleb dan Yosua yang dengan iman mereka mau percaya kepada janji Tuhan, kita akan melihat bahwa janji-janji Tuhan akan terjadi di dalam kehidupan kita. Kaleb dan Yosua begitu optimis dan berpikiran positif hingga pada akhirnya mereka boleh menikmati tanah yang telah dijanjikan Tuhan kepada Abraham, nenek moyang mereka.

Ketika kita sungguh-sungguh may percaya kepada janji Tuhan, kita pasti akan melihat janji-janji tersebut di dalam kehidupan kita. (RN70)

Ringkasan Kotbah - Persekutuan Doa - Kamis, 6 Sept 2012

Comments