Menyambut Kesulitan

Tetapi ktia mengetahui, bahwa segala sesuatu bekerja bersama-sama mendatangkan kebajikan bagi orang-orang yang mengasihi Allah, yaitu orang-orang yang dipanggil menurut kehendak Allah. Roma 8:28 (TL)

...Hasilnya dia jual ke warga. Matius mengerjakan sendiri proses pembuatan dinding nipah tanpa melibatkan orang lain. Mulai memanjat pohon hingga menyelesaikan anyaman berukuran 1,5 x 3 meter. Menyadari keterbatasan fisiknya, Matius tak punya mimpi-mimpi muluk. Duda ini hanya berharap hasil kerajinannya makin laris dan dikenal warga agar urusan membeli beras dan lauk pauk tak lagi harus mengutang ke tetangga....

Matius, warga Kampung Salurang, Kelurahan Sulewatang, Kecamatan Polewali Mandar, Sulawesi Barat, ini tinggal di sebuah gubuk tua yang dibangun di tengah hutan nipah. Pria ini telah berumur 55 tahun. Tidak muda lagi. Pada masa mudanya ia mahir bermain piano dan gitar yang membuatnya pernah berjaya bahkan bisa membentuk band yang diberi nama Irama Band. Band ini cukup populer dan digemari masyarakat. Warga Mamasa, kampung halamannya sangat menyukai band tersebut.

Namun sejak 20 tahun silam, kedua matanya buta dikarenakan serang penyakit cacar. Masalah pun datang bertubi-tubi. Bandnya bubar bahkan dia pun diceraikan oleh istrinya sementara dia sangat membutuhkan istrinya itu. Namun ia tidak menyerah pada keadaan dan keterbatasan fisik. Di gubuk tua di hutan Polewari Mandar ia bertahan hidup.

Meski tidak dapat melihat, dia mampu bertahan hidup sebatang kara selama lebih dari 20 tahun di hutan. Pria buta ini sehari-hari hanya mengandalkan keterampilan memanjat kelapa dan menganyam daun nipah untuk mendapat uang. Sebuah profesi yang seharusnya tak dilakukan oleh seorang buta. Namun, Matius membantah anggapan bahwa orang buta tidak bisa melakukan apa-apa. Untuk bertahan hidup, dia mengambil kulit dan daun untuk dirajut menjadi alas. Hasilnya dia jual ke warga. Matius mengerjakan sendiri proses pembuatan dinding nipah tanpa melibatkan orang lain. Mulai memanjat pohon hingga menyelesaikan anyaman berukuran 1,5 x 3 meter. Menyadari keterbatasan fisiknya, Matius tak punya mimpi-mimpi muluk. Duda ini hanya berharap hasil kerajinannya makin laris dan dikenal warga agar urusan membeli beras dan lauk pauk tak lagi harus mengutang ke tetangga. Karena keterampilan tangan Matius itu, banyak warga Polman yang datang untuk membeli. Bahkan warga dari Propinsi Sulawesi Selatan pun  datang untuk mencari hasil karyanya.

Kesulitan itu nyata. Tak ada seorang pun yang mampu membantah. Namun, bagaimana menghadapi kesulitan itu jauh lebih penting. Matius memberi teladan bagaimana menghadapi kesulitan itu. Ia tidak cengeng ketika istri menggugatnya cerai. Ia tidak menangis tatkala bandnya harus berhenti di saat-saat kejayaan. Namun, ia memandang hidup ini sebagai realita yang harus dihadapi. Benarlah tulisan Rasul Paulus di atas. Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia. Terkadang berat. Namun, dia pasti memampukan kita.

Saudaraku, kesulitan makin menggila. Namun, bagaimana sikap kita? Ingatlah dalam segala hal Tuhan turut bekerja. Dia memberikan kemampuan bila kita bersandar hanya kepada-Nya saja. Segala perkara bisa kita tanggung bersama Dia yang memberi kekuatan kepada kita.

*)sumber :
RH. Spirit Motivator - Penulis Ama Calista
Kompas.com tanggal 13 Juli 2011
OkeZone.com
google.com

Comments