Sumber : The Good Way
A.Q Jazzin, Libanon
B. PENDAHULUAN
Sudah
ditetapkan bahwa kitab yang dikenal sebagai "Injil" Barnabas sama
sekali tidak berkaitan dengan kekristenan. Karena kitab itu adalah satu
kesaksian palsu tentang Injil kudus dan merupakan satu upaya untuk
menyatakan hal-hal yang sangat keliru tentang agama Kristen. Dalam
banyak hal kitab ini disamakan dengan bentuk Al Qur'an yang ditulis oleh
Museilma, si pendusta, atau yang dikarang oleh Al-Fadhl bin Rabi'.
Kitab yang dikaitkan dengan Barnabas ini diterjemahkan ke dalam bahasa
Arab oleh Dr. Khalil Sa'adah, dari salinan dalam bahasa Inggeris pada
tahun 1907 untuk memenuhi permintaan Sayyid Muhammad Rashid Ridha,
seorang pendiri majalah Manar. Hal mana ditolak sepenuhnya oleh
orang-orang Kristen karena terjemahan itu merupakan satu pemalsuan
naskah. Mereka yang menerimanya adalah suatu sekte orang Muslim. Mereka
berbuat demikian dengan alasan yang sangat sederhana karena
bagian-bagian kitab itu menyokong pernyataan bahwa Al-Masih tidak
disalibkan, tetapi kemiripan-Nya jatuh pada Yudas yang disalibkan
menggantikan Dia.
Sarjana-sarjana yang meneliti dengan cermat
tentang pokok ini secara bulat berpendapat bahwa buku ini, yang
dikaitkan dengan Barnabas, tidak pernah ada sebelum abad ke 15. Hal ini
muncul hampir 1.500 tahun sesudah kematian Barnabas. Seandainya buku ini
dapat digunakan pada periode tersebut, maka sarjana-sarjana Muslim
seperti Al-Tabari, Al-Baidhawi, dan Ibn Kathir tentunya tidak akan
terpecah-pecah dalam pandangan mereka tentang akhir kehidupan Al-Masih,
dan tentang pengenalan secara pribadi akan seseorang yang dikatakan
telah disalibkan menggantikan Dia.
Jika kita hubungkan dengan tulisan-tulisan
Muslim seperti "Golden Pastures" (Penggembalaan Emas) oleh Al-Mas'udi,
"The Beginning and the End" (Yang Awal dan Yang Akhir), oleh Imam
'Imad-ud-Din, dan "Ibrizi's Version" (Versi Ibrizi) oleh Ahmad
Al-Magrizi, kita dapat mencatat bahwa sarjana-sarjana yang terpandang
ini menyatakan dalam karya-karya tulisan mereka, bahwa Injil orang
Kristen yang ditulis oleh keempat penulis Injil, yakni Matius, Markus,
Lukas, dan Yohanes. Al-Mas'udi menulis, "Kami telah menyebutkan
nama-nama kedua belas dan ketujuh puluh murid-murid Al-Masih, tentang
penyebaran mereka di seluruh negeri, dan berita-berita lain meliputi
pekerjaan dan tempat penguburan mereka. Penulis keempat Injil termasuk
Yohanes dan Matius ada diantara kedua belas orang itu, sedangkan Lukas
dan Markus ada diantara kelompok tujuh puluh" (Al-Tanbih wal Isharaf,
halaman 136).
Kalau kita melihat pada naskah-naskah kuno
dari Alkitab, jauh ke belakang pada masa sebelum Islam dan masa di mana
Al Qur'an menunjukkan dan menyaksikan kebenarannya, maka kita tidak akan
temui apa yang disebut Injil yang dihubungkan dengan Barnabas. Dan juga
tidak disebutkan dalam daftar isi dari kitab-kitab yang membentuk
Alkitab sebagaimana yang disiapkan oleh pemimpin-pemimpin gereja.
Suatu penelitian sejarah menunjukkan bahwa
naskah asli dari Injil palsu ini muncul untuk pertama kali pada tahun
1709 dalam barang Craemer, seorang Penasehat Raja Prusia. Naskah ini
diambil dari padanya dan disimpan di Perpustakaan Wina pada tahun 1738.
Semua sarjana yang menelitinya mencatat bahwa sampul buku ini terbuat
dalam gaya Timur karena itu mempunyai catatan pinggir dalam bahasa Arab.
Dari pengujian kertas dan tinta yang digunakan, nampak bahwa itu
ditulis pada abad ke 15 atau ke 16.
Sarjana Inggeris, Dr. Sale, mengatakan bahwa
ia menemukan buku ini dalam bahasa Spanyol yang ditulis oleh seorang
Ukraina bernama Mustafa Al 'Arandi, yang mengklaim telah
menterjemahkannya dari bahasa Itali. Dalam pendahuluan dari salinan ini
dinyatakan bahwa seorang biarawan bernama Marino, yang dekat dengan Paus
Sixtus V, mengunjungi perpustakaan Paus pada satu hari di tahun 1585,
dan menemukan sebuah surat dari St. Irenaeus yang mengeritik rasul
Paulus dan mendasarkan kritikannya itu pada Injil Barnabas. Setelah itu
Marino berkeinginan kuat untuk menemukan Injil itu.
Suatu hari ia berjumpa dengan Paus Sixtus V
dalam perpustakaan kepausan, dan ketika mereka berbincang-bincang, Paus
tertidur. Biarawan ini menggunakan kesempatan tersebut, ia mencari buku
itu dan menemukannya, ia menyembunyikannya dalam salah satu lengan
bajunya. Ia berada di sana sampai Paus terbangun, baru ia meninggalkan
tempat itu, dengan membawa buku tersebut. Walaupun begitu, setiap orang
yang membaca tulisan St. Irenaeus ini tidak akan menemui
petunjuk-petunjuk menyangkut Injil Barnabas dan juga tidak ada kritikan
dalam bentuk apapun yang ditujukan kepada Rasul Paulus.
Memang ada satu fakta yang dapat diketahui
oleh setiap orang. Ada dituliskan dalam Kisah Para Rasul bahwa Barnabas
sendiri bersama-sama dengan Paulus selama Paulus memberitakan Injil di
Yerusalem, Antiokia, Ikonium, Listera dan Derbe. Barnabas juga
memberitakan Injil bersama keponakannya di pulau Siprus. Ini menyatakan
bahwa Barnabas adalah seorang yang percaya pada Injil salib yang
diberitakan oleh Paulus, Markus dan Rasul-Rasul lainnya dan dapat
disingkatkan dalam satu kalimat pendek: Al-Masih telah mati di kayu
salib sebagai satu korban penebusan bagi dosa-dosa dunia dan bangkit
kembali pada hari yang ketiga untuk pembenaran bagi setiap orang yang
percaya. Karena Injil Barnabas menyangkali akan dasar kenyataan ini,
maka buktinya pun sudah jelas bahwa kitab tersebut adalah satu
pemalsuan.
Beberapa sarjana beranggapan bahwa penulis
Injil Barnabas ini adalah biarawan Marino sendiri, sesudah ia memeluk
agama Islam dan dinamakan Musatafa Al-'Arandi. Sarjana-sarjana lainnya
cenderung percaya bahwa versi Italia ini bukan copy yang pertama karena
diterjemahkan dari bahasa Arab sebagai yang asli. Karena setiap orang
yang membaca injil yang diduga sebagai Injil Barnabas dapat menyadari
bahwa penulisnya memiliki satu pengetahuan Al Qur'an yang luas dan
hampir seluruh isinya merupakan terjemahan secara hurufiah dari
ayat-ayat Al Qur'an. Satu-satunya di antara yang pertama memeluk
pandangan ini adalah Dr. White, di tahun 1784.
Apapun pandangan-pandangan para sarjana
nantinya, yang pasti adalah bahwa buku ini mengkaitkan sejarah Al-Masih
dalam suatu bentuk yang selaras dengan isi Al Qur'an dan bertentangan
dengan isi Injil. Hal ini menuntun kita untuk meyakini, bahwa penulisnya
adalah seorang Kristen yang kemudian memeluk agama Islam. Seperti yang
kita lihat dalam beberapa contoh berikut ini, di mana terdapat suatu
petunjuk yang melebih-lebihkan Muhammad di atas Al-Masih. Dituliskan
bahwa Al-Masih berkata, "Dan ketika Aku telah paham kepadanya, jiwaku
telah dipenuhi dengan penghiburan sembari berkata, 'Oh Muhammad, semoga
Allah beserta engkau, dan mudah-mudahan Dia menjadikan Aku layak untuk
membuka tali sepatumu karena mencapai ini, Aku akan menjadi seorang Nabi
Besar dan orang kudus utusan Allah' " (Injil Barnabas 44 alinea 30-31).
Juga dikatakan, "Dan Al-Masih berkata, walaupun Aku tidak layak membuka
ikatan tali (sepatu) nya, Aku telah menerima anugerah dan karunia
(Injil Barnabas 97 alinea 10).
Buku ini berisikan ungkapan-ungkapan yang
cocok dengan tulisan-tulisan Muslim kuno. "Al-Masih menjawab, 'Nama dari
Messiah itu adalah 'Terpuji', karena Allah sendiri memberinya nama itu,
ketika Dia menciptakan roh-Nya, dan menempatkannya dalam sebuah
kemuliaan surgawi. Dan bersabda, 'Tunggulah Muhammad, karena demi
engkau, Aku berkehendak menciptakan surga, dan dunia dan semua makhluk,
yang aku serahkan kepadamu, sehingga siapa pun yang memberkati akan
diberkati, dan siapa saja yang mengutuki engkau, akan dilaknat. Apabila
Aku mengutus engkau ke dunia itu, Aku akan jadikan engkau sebagai
PesuruhKu untuk keselamatan, dan perkataanmu akan benar, langit dan bumi
akan hancur musnah namun kepercayaanmu (agamamu) tak akan pernah
musnah. 'Muhammad, datanglah cepat-cepat untuk keselamatan dunia" (79
alinea 14-18).
"Dan ketika Adam bangun dan berdiri ia suatu
tulisan surya, yang berbunyi, 'Hanya adalah Allah Maha Esa, dan Muhammad
adalah pesuruh Allah Dalam pada itu Adam membuka mulutnya dan berkata,
'Aku berterima kasih padaMu, O Allah Tuhanku, bahwa Engkau telah sudi
menciptakan daku, akan tetapi ceritakan kepadaku, aku mohon kepada
Engkau, apa maksud amanat dari kata-kata ini, 'Muhammad adalah Pesuruh
Allah'". Allah menjawab: "Selamat datang, hambaKu Adam. Sesungguhnya Aku
berkata padamu bahwa engkau adalah ciptaanKu yang pertama dari semua
mahluk. Hal yang kamu lihat ini adalah anakmu yang datang kedunia kelak.
Dia akan menjadi pesuruhKu yang mana telah Aku ciptakan baginya. Kalau
ia datang, ia akan memberi terang kepada dunia, yang mana jiwanya telah
ada di surga 6.000 tahun sebelum aku menciptakan semua. Adam menjawab:
Oh, Tuhan berikanlah tulisan ini pada kuku jariku, dan Allah menuliskan
tulisan pada jempol kanan Adam. Tiada illah lain kecuali Allah dan pada
jempol kiri Muhammad adalah pesuruh Allah (39:14-26).
"Allah mengundurkan diri, dan malaikat
Mikhail mengusir mereka keluar dari taman firdaus. Ketika Adam menoleh
ke belakang ia melihat tulisan dilantai. Tiada illah lain, selain Allah
dan Muhammad adalah pesuruh Allah. Oleh sebab itu ia menangis dan
berkata, semoga hal ini menjadi keridhaan Allah, Muhammad datanglah
segera selamatkan kami dari kesengsaraan" (41 alinea 29-31).
Pernyataan-pernyataan ini lebih sejalan baik dalam kata-kata maupun
rohnya dengan tulisan-tulisan Muslim kuno, seperti "Al-Ithafat
Al-Saniyya bil Ahadith Al-Qudusiyyah" dan "Al-Anwar Al-Muhammaddiyyah
minal Mawahib Al-Laduniyyah" dan "Al Isra Mu'jiza Kubra, "dan
lain-lainnya.
Tak terbilang banyaknya bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa penulis Injil Barnabas ini tidak ada hubungannya sama
sekali dengan para rasul Al-Masih, atau murid-murid-Nya yang menuliskan
kitab mereka di bawah ilham Roh Kudus. Berikut ini beberapa bukti
tentang hal itu.
Bukti pertama adalah ketidak-tahuan
penulisnya tentang ilmu bumi Palestina dan negara tempat terjadinya
kisah-kisah yang bersifat agama ini. Dia berkata, " Al-Masih pergi ke
laut Gelilea, dan naik ke dalam sebuah perahu berlayar ke kotanya
Nazareth; dalam pada itu terjadi suatu topan di laut, sampai akhirnya
perahu itu hampir tenggelam" (20 alinea 1-2). Sudah sama diketahui
dengan baik bahwa Nazareth terletak di atas bukit di Gelilea dan bukan
sebuah kota di pesisir pantai, seperti yang dikatakan penulis ini. Di
bagian lainnya dia berkata, "Ingatlah bahwa Allah-telah mentaqdirkan
untuk menghancurkan Nineveh, karena Dia tiada menjumpai seorang pun yang
takut kepada Allah. Allah telah memanggil Nabi Yunus dan mengutusnya ke
kota itu, tetapi dia telah melarikan diri ke Tarsus karena takut kepada
penduduk itu, oleh sebab itu Allah menyebabkan dia dilemparkan ke dalam
laut, lalu di telan oleh seekor ikan dan dilontarkan keluar dekat
Nineveh" (63 alinea 4-7). Sudah diketemukan dengan baik bahwa kota
Nineveh ini adalah ibu kota dari Kerajaan Asyur dan didirikan di atas
jalur sebelah timur sungai Tigris, di atas satu pintu keluar (gerbang)
yang dikenal dengan nama Al-Khirs. Sebab itu kota ini tidak terletak di
daerah Timur Tengah, seperti yang dilaporkan penulis.
Kedua, ketidak-pahaman penulis tentang
sejarah kehidupan Al-Masih. Pada pasal ketiga dari Injil yang palsu ini,
ada tertulis, "ketika Al-Masih lahir , Pilatus adalah Gubernur,
sedangkan jabatan kepala agama dipegang oleh Annanias dan Caiphas" (3
alinea 2). Hal ini sama sekali tidak benar, karena Pilatus menjadi
Gubernur dari tahun 26 sampai 36 Masehi. Sedangkan Annanias menjabat
sebagai kepala agama pada tahun 6 Masehi dan Caiphas dari tahun 8-36
Masehi. Dalam pasal 142 dituliskan bahwa Messiah tidak akan datang dari
keturunan Daud tetapi dari keturunan Ismail, dan bahwa Perjanjian itu
diberikan kepada Ismail dan bukan kepada Ishaq (124:14). Ini merupakan
kesalahan yang besar karena setiap orang yang membaca silsilah Al-Masih
dalam Injil yang sejati (benar) akan melihat bahwa silsilah itu, menurut
daging, Dia berasal dari keturunan Daud, dari suku Yehuda.
Ketiga, pengarangnya memasukkan kisah-kisah
yang sama sekali tidak berakar pada agama Kristen. Kutipan-kutipan
berikut ini merupakan contoh dari kisah-kisah tersebut. " Lalu firman
Allah kepada pengikut setan, 'Bertobatlah kamu dan bersyahadatlah kepada
Aku karena Allah, Pencipta kalian.' Mereka menjawab, 'Kami telah
berpaling dari melaksanakan sujud kepada Engkau, karena Engkau tidak
adil; hanya Satan adalah adil dan tak berdosa dan dia adalah Tuhan kami.
'..Kemudian Satan, sambil pergi telah meludah pada tanah bumi itu, dan
Malaikat Jibril mengangkatkan ludah itu beserta sedikit tanah, sehingga
sekarang manusia mempunyai pusat pada perutnya" (35 alinea 25-27).
"Al-Masih membalas, "Sesungguhnya Aku berkata
kepadamu, Aku telah kasihan kepada syaithan, ketika Aku tahu tentang
kejatuhannya; dan Aku kasihan kepada manusia yang digodanya kepada dosa.
Karena itu Aku telah berdoa dan puasa kepada Allah kita yang berbicara
kepadaKu dengan perantaraan MalaikatNya Jibril, "apakah tuntutan engkau O
Al-Masih, dan apakah permohonan Engkau?" Aku menjawab, Allah, Engkau
mengetahui tentang dosa yang disebabkan syaithan dan lewat
godaan-godaannya yang banyak yang binasa, dia adalah ciptaanMu karena
itu Aku mohon ampunilah mereka. Ya Tuhan Allah menjawab, 'Al-Masih
perhatikanlah, Aku mau mengampuni dia, hanya kalau dia berkata, Allah
Tuhanku, aku telah berdosa, berilah ampunan kepadaku, dan Aku akan
mengampuni dia dan mengembalikannya kepada kedudukannya semula. Kata
Al-Masih, ketika aku mendengar ini, aku sangat gembira percayalah bahwa
aku telah membuat perdamaian ini. Karena itu aku memanggil syaithan, dan
dia bertanya "Apa yang harus aku perbuat untukmu, O Al-Masih? Aku
menjawab, 'Engkau akan melakukannya untuk dirimu sendiri, O syaithan,
karena aku tidak senang terhadap perbuatanmu, tetapi untuk kebaikanmu
telah aku panggil engkau. 'Syaithan membalas, 'Jika kamu tidak
berkeinginan kepada bantuanku aku juga tidak menginginkan bantuanmu;
karena aku lebih mulia dari pada kamu, kamu tidak layak untuk melayani
aku, kamu adalah dari debu sedangkan aku adalah roh" ( 51 alinea 4-20).
Tidak ada orang yang berpikiran sehat dapat percaya bahwa kisah tahyul ini berasal dari Injil yang diilhami Allah. Pertama,
karena Allah tidak berkenan kepada syaithan ketika syaithan jatuh dan
dibuang dari hadiratNya. Hal ini juga tidak sejalan dengan kesucian
Allah yang illahi itu untuk membicarakan perdamaian dengan syaithan. Kedua,
sejak mulanya Al-Masih telah masuk dalam peperangan dengan sikap tak
pernah mengalah dengan syaithan. Alkitab berkata, "Barangsiapa yang
tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis (syaithan), sebab Iblis berbuat
dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diriNya supaya Ia
membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu" (I Yohanes 3:8). Ketiga,
dalam peperangannya dengan Al-Masih, syaithan tidak berani berkata
bahwa dia lebih hebat dari Al-Masih. Sebaliknya, di tengah-tengah orang
banyak di Kapernaum ketika ia diperintahkan untuk keluar dari seseorang,
dengan suara keras ia berseru, "Hai Engkau, Al-Masih orang Nazaret, apa
urusanMu dengan kami? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu
siapa Engkau; Yang Kudus dari Allah" (Lukas 4:34).
Dengan demikian sudah ada satu kepastian yang mutlak
bahwa penulis Injil Barnabas ini adalah seorang Muslim. Setiap orang
yang membaca Injil Barnabas ini dengan teliti akan menemukan banyak
sekali ajaran-ajaran Islam di dalamnya. Pertama, kitab ini
berisikan suatu kisah keserupaan dengan Al-Masih. Pada pasal 112
dikatakan. "Ketahuilah, O Barnabas, bukan karena inilah aku harus
berhati-hati salah seorang muridku akan mengkhianati aku dengan 30
keping perak untuk selanjutnya aku yakin bahwa orang yang akan menjual
aku akan terbunuh dengan namaku, karena Allah akan mengangkat aku dari
ini, dan akan mengubah rupa pengkhianat itu sedemikian rupa sehingga
setiap orang akan percaya dia apabila dia mati dia akan alami suatu
kematian yang buruk, aku akan tetap dalam noda beberapa lama waktu di
dalam dunia ini. Akan tetapi apabila Muhammad Pesuruh suci Allah itu,
datang nama buruk itu akan diangkatkan" (112 alinea 13-17). Kisah ini
cocok sekali dengan pengajaran Islam pada abad pertengahan. Kedua,
ada satu pendapat yang kuat bahwa Alkitab telah diselewengkan. Dalam
pasal l12 dikutipkan seolah-olah Al-Masih sedang berkata, " Sesungguhnya
aku berkata kepadamu, bahwa sekiranya kebenaran itu belum dihapuskan
dari kitab Musa, Allah tak kan memberikan kepada Daud bapak kita, Kitab
yang kedua. Dan jikalau kitab Daud itu belum dicemarkan, Allah tidak
akan menyerahkan Injil kepadaku, mengingat bahwa Allah Tuhan kita tidak
berubah-ubah, berbicara satu amanah untuk seluruh manusia. Oleh sebab
itu bilamana Pesuruh Allah itu akan datang, dia akan datang untuk
memurnikan kembali hal-hal yang telah mencemarkan Kitabku yang telah
dilakukan oleh orang-orang tak beriman" (124 alinea 8-10).
Pernyataan ini merupakan satu hujatan terhadap
keabsahan Alkitab, dan tidak mungkin berasal dari Al-Masih, yang
berfirman, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanKu tidak akan
berlalu" (Matius 24:35).
F. INJIL BARNABAS ADALAH KESAKSIAN PALSU TERHADAP AL QUR'AN
Dari mulanya sudah saya tegaskan bahwa kitab yang
dihubungkan dengan Barnabas adalah satu kesaksian palsu terhadap Injil
karena keseluruhan isinya bertentangan dengan Injil. Dibawah ini saya
ketengahkan beberapa bagian yang terdapat dalam Injil yang palsu itu,
yang juga pada gilirannya merupakan satu kesaksian palsu terhadap Al
Qur'an:
-
Maka Yusuf berangkat dari Nazareth, suatu kota di daerah Galelee, dengan Maryam isterinya yang sedang hamil, .... agar dia dapat mendaftarkan nama sesuai dekrit Caesar. Setelah Yusuf sampai di Bethlehem, karena kotanya kecil, dan sejumlah besar mereka merasa asing di sana, dia tiada menemukan tempat, oleh karena itu ia mengambil penginapan di luar kota pada sebuah pemondokan yang dibuat untuk tempat berteduh penggembala. Sementara Yusuf bertempat tinggal di sana, genaplah waktunya bagi Maryam untuk melahirkan. Perawan itu dikelilingi oleh cahaya terang yang luar biasa, seraya melahirkan puteranya tanpa sakit" (3 alinea 5-10). Sedangkan isi Al Qur'an membenarkan bahwa Maryam merasakan kesakitan melahirkan seperti wanita lain umumnya, karena dikatakan: "Kemudian Maryam mengandungnya, lalu ia berpindah ke tempat yang jauh. Lalu ia berlindung ke pohon korma, karena sakit melahirkan anak, ia berkata: 'Aduhai kiranya, matilah aku sebelum ini dan adalah aku lupa yang dilupakan'" (Surat Maryam 22-23).
-
"Celaka kepada dunia ini, karena hal itu pasti akan mengalami siksaan abadi. Oh umat manusia bedebah, karena Allah telah memilih kamu sebagai seorang anak, dan menempatkan engkau di firdaus, dalam pada itu engkau, O orang celaka oleh gerakan syaithan telah termasuk ke dalam hal yang tidak diridhai Allah dan telah terlontar keluar jannah.." (102 alinea 18-19). Sedangkan Al Qur'an memandang kepercayaan kepada ke-bapa-an Allah sebagai satu penghujatan, dan layak mendapatkan hukuman dalam neraka. Ia menyuarakan sebagai peringatan kepada "orang-orang yang mengatakan: Allah itu mempunyai anak" (Surat Al-Kahfi 4-5).
-
"Hendaklah seorang lelaki puas dengan seorang wanita yang dikaruniakan Allah baginya dan hendaklah dia melupakan wanita lainnya (116.18)". Sedangkan Al Qur'an mengajarkan poligami (dapat beristeri lebih dari satu orang) dengan berkata, "kawinilah bagimu perempuan-perempuan yang baik bagimu, berdua, bertiga atau berempat orang. Tetapi jika kamu takut, bahwa tiada akan berlaku adil maka kawinilah seorang saja," (Surat Al-Nisa' 3).
-
Ketika "Allah menciptakan manusia dengan kebebasan agar dia boleh mengetahui bahwa Allah tidak membutuhkan manusia, sama seperti seorang Raja yang kebebasan kepada hamba-hambaNya untuk menunjukkan kemurahanNya supaya hamba-hambaNya lebih mencintaiNya maha kuasaanNya, ...." (155 alinea 13). Hal ini bertentangan dengan Al Qur'an yang mengatakan: "Tiap-tiap manusia Kami ikatkan usahanya (amalnya) masing-masing kedudukanya" (Surat Al-Isra' 13). Tafsir Al-Jalalayn, dengan mengutip Muhajid sebagai sumber pendukung, menjelaskan ayat ini demikian: "Tidak seorangpun yang di lahirkan tanpa selembar kertas yang diikatkan pada lehernya dan bertuliskan apakah ia susah atau bahagia."
-
"Kemudian Pesuruh Allah itu akan berkata, O Allah, ada diantara orang-orang yang beriman yang telah berada dalam neraka 70.000 tahun. O Allah, dimana gerangan ampunan Engkau? Hamba mohon kepada Engkau, Allah, untuk membebaskan mereka dari azab-azab pedih itu. Lalu Allah memerintahkan 4 Malaikat kesayangan Allah supaya mereka pergi ke neraka dan mengeluarkan setiap orang yang telah menganut aqidah Pesuruh-Nya dan memimpin ke dalam surga" (137 alinea 1-4). Ayat ini bertentangan dengan Al Qur'an yang sama sekali menyangkal akan permohonan ampun, karena dikatakan: "Sesungguhnya Allah mengutuki orang-orang yang kafir dan menyediakan untuk mereka api yang bernyala-nyala (neraka). Sedang mereka kekal di dalamnya selama-lamanya, mereka tiada memperoleh wali dan tiada pula penolong" (Surat Al- Ahzab 64-65).
-
"Al-Masih mengaku dan mengatakan kebenaran, 'Aku bukan Messiah itu'. Mereka berkata, 'Apakah kamu Eliyah atau Yeremiah, atau salah seorang di antara Nabi-nabi dulu?' Al-Masih menjawab, 'Tidak.' Lalu kata mereka, 'Siapakah kamu? Katakanlah supaya kami boleh memberikan kesaksian kepada orang yang diutus kepada kami?' Al-Masih berkata, 'Aku adalah suatu suara yang berseru melalui seluruh Yudea, dan berteriak, 'Persiapkan olehmu jalan untuk Pesuruh Allah itu'" (42 alinea 5:11). Al Qur'an berkata: "(Ingatlah) ketika malaikat berkata, 'Ya, Maryam, sesungguhnya Allah memberi kabar gembira kepada engkau dengan kalimat dari pada-Nya (yakni seorang anak), namanya Almasih 'Isa anak Maryam, yang mempunyai kebesaran di dunia dan akhirat dan termasuk orang-orang yang dekat kepada Tuhan" (A.Surat Ali Imran 45). Masih adakah, dalam kenyataannya, satu kesaksian palsu yang menentang Injil dan Al Qur'an dari pada Injil Barnabas ini? Masihkah ada seorang Muslim yang mempercayai pemalsuan ini bahwa Mesias itu adalah Muhammad anak Abdullah dan bukan Al-Masih anak Maryam?
Mat 5: 6
- Bagaimana pendapat para sarjana setelah meneliti dengan cermat mengenai adanya Injil Barnabas?
- Sejak kapan muncul Injil, Barnabas itu?
- Apa bukti yang menguatkan bahwa Injil Barnabas baru ada sesudah abad ke 15?
- Menurut penelitian sejarah di mana pertama kali naskah asli Injil Barnabas ditemukan?
- Bagaimana pandangan Dr. White tentang penulis Injil Barnabas? Jelaskan!
- Siapakah sebenarnya pengarang Injil Barnabas itu?
- Berikan beberapa contoh yang membuktikan bahwa Injil Barnabas ditulis oleh seorang yang memeluk agama Islam?
- Jika diteliti dengan cermat pernyataan-pernyataan dalam Injil Barnabas, maka sampai pada kesimpulan bahwa isinya lebih sejalan dengan tulisan-tulisan mana?
- Apakah ada hubungan penulis Injil Barnabas dengan para rasul atau murid Al-Masih?
- Berikan tiga bukti yang mengatakan bahwa penulis Injil Barnabas tidak ada hubungannya dengan para rasul atau murid Al-Masih!
- Kutiplah beberapa bagian isi Injil Barnabas yang sebenarnya merupakan kesaksian palsu terhadap Al Qur'an!
- Apa kesimpulan akhir anda mengenai Barnabas?
Comments
Post a Comment