Orang bilang anak adalah duplikat orangtuanya. Dan biasanya seorang anak laki-laki mengidolakan ayahnya. Tapi tidak dengan Genesy Kaunang. Jeratan belenggu narkoba membuatnya nekat melakukan perbuatan-perbuatan yang berujung pada kehancuran hidupnya. Pergaulan buruklah yang menjerumuskan Genesy ke dalam jerat narkoba.
"Bertemu dengan teman-teman di luar yang tidak benar yang menyeret saya ke narkoba dan hal-hal yang tidak benar lainnya," ujar Genesy mengawali kesaksian hidupnya.
Tawuran
menjadi saluran ekspresi jiwa muda Genesy. Rasa takut tak ada dalam
kamus hidupnya kala itu. Rasa puas yang tak terhingga dirasakannya
setiap kali lawannya terkapar di jalan tak berdaya.
Sikap
keras Genesy ternyata berakar dari kekecewaannya terhadap sikap sang
ayah yang menjalin hubungan dengan banyak wanita dan berimbas pada
keharmonisan rumah tangga orangtuanya. Bahkan ayah Genesy pernah memukul
ibunya sampai tulang selangkanya patah. Emosi Genesy menjadi tak
terkendali menyaksikan hal itu. Ia bahkan berniat membunuh ayah
kandungnya sendiri dengan pisau yang sudah tergenggam di tangannya kala
itu. Namun ibunya menghalangi niat Genesy untuk menusuk ayahnya.
"Saya
bingung waktu itu, mama barusan dipukul papa dan bisa-bisanya mama
membela papa supaya saya tidak tusuk papa. Waktu itu sebenarnya saya
bingung, saya tidak mengerti...," ungkap Genesy.
Masuk
ke dalam dunia kampus, Genesy mulai berkenalan dengan putaw dan heroin.
Berawal dari mendapatkannya secara cuma-cuma, Genesy mulai ketagihan.
Apapun rela dilakukannya demi bisa mendapatkan uang untuk membeli barang
haram tersebut. Barang-barang berharga di dalam rumahnya satu-persatu
mulai dijual olehnya.
Thessa Kaunang,
sang kakak, yang memergoki perbuatan Genesy, tak dapat menghalangi niat
Genesy. Kegilaan dalam kondisi sakau bahkan membuat Genesy tega
mendorong ibunya sendiri sampai tersungkur di lantai saat mencoba
menghalangi niatnya untuk menjual barang berharga yang dicurinya.
Satu-satunya hal yang ada di dalam pikiran Genesy hanyalah bagaimana
menghilangkan rasa sakit di badannya akibat sakau.
Genesy
sempat mengalami over dosis sampai tiga kali. Nyawanya menjadi taruhan.
Segala nasehat orangtuanya hanya menjadi angin lalu bagi Genesy. Ia
sungguh-sungguh tak peduli dengan hidupnya sendiri karena Genesy tidak
menemukan orang-orang yang dapat menguatkan dirinya saat itu. Meskipun
berhasil melewati masa-masa kritisnya akibat overdosis, Genesy tetap
tidak jera. Pencurian dan perampokan bahkan berani dilakukannya untuk
dapat kembali menikmati narkoba. Aksi Genesy mencuri
mobil sempat membuat Genesy merasakan dinginnya jeruji besi. Namun kasus
pencurian itu masih dapat diselesaikan secara kekeluargaan sehingga
Genesy tidak perlu berlama-lama berada di balik jeruji besi.
Pengorbanan
orangtuanya untuk menebus dirinya keluar dari penjara, bahkan sampai
mengeluarkan uang puluhan juta, membuat Genesy berpikir bahwa ternyata
orangtuanya tidak sejahat yang selama ini dipikirkan olehnya.
Rehabilitasi sempat menjadi pilihan Genesy untuk pulih. Namun ketika ia
kembali ke Jakarta, Genesy tak sanggup melawan godaan dari lingkungan
pergaulannya dan kembali terjatuh dalam kelamnya dunia narkoba.
"Saya benar-benar lebih parah jadinya. Saya menjadi lebih menggebu-gebu. Dan dorongan untuk menggunakan narkoba
menjadi lebih kuat daripada sebelumnya. Dari sabu, campur inex dan
ektasi, akhirnya jatuh dalam free sex juga dengan pacar saya. Saya juga
bingung tidak tahu bagaimana caranya bisa lepas dari hal itu. Yang
membuat saya tidak bisa berhenti memakai narkoba
sebenarnya adalah karena kemarahan yang belum selesai di hati saya
kepada orangtua. Bukan rehabnya yang bisa mengubah saya. Sebenarnya yang
harus diubah itu hati saya," ungkap Genesy.
Entah apalagi yang dapat melepaskan Genesy dari belenggu narkoba
yang telah mengikatnya sekian lama. Lagi-lagi Genesy tertangkap oleh
polisi lengkap dengan barang bukti berupa jarum suntik dan narkoba.
Ia pun dikenakan pasal pemakai dan Genesy kembali merasakan suramnya
sel penjara. Saat itu orangtua Genesy memberikan Alkitab kepadanya. Dan
ternyata banyak hal yang didapatkan Genesy saat membaca Alkitab.
"Kita
tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk
mendatangkan kebaikan, yaitu bagi saya, Genesy, yang mengasihi Tuhan
yang terpanggil sesuai dengan rencana Tuhan. Itu yang saya ingat.
Berarti saya masih punya kesempatan untuk memiliki kehidupan yang lebh
baik di depan, yang saya pikir setelah memakai narkoba semua itu telah hancur. Jadi saya pikir saya tidak punya masa depan," ujar Genesy.
Dalam
dingin dan gelapnya jeruji penjara, Genesy berjuang keras melawan rasa
sakau yang sangat menyakitkan. Dan Genesy memiliki cara tersendiri untuk
mengalihkan rasa sakit yang mendera seluruh tubuhnya dengan menyanyikan
sebuah lagu yang begitu merema dalam hiduonya, yaitu "Ku mau cinta
Yesus selamanya".
"Lagu itu seperti menggambarkan diri saya. Mau ada godaan narkoba
nanti di depan, mau ada godaan free sex atau apaun juga, tapi saya
lebih memilih untuk tidak jatuh. Saya lebih memilih untuk bangkit.
Setiap kali lagu itu dinyanyikan, membawa ketenangan buat saya," ujar
Genesy.
Dendam
dan kebenciannya kepada sang ayah memang masih terpendam. Namun sebuah
peristiwa mengubah segalanya. Saat sang ayah menjenguk Genesy di
penjara, ia tak pernah mengira bahwa ayahnya akan berjongkok di depannya
dan meminta maaf karena telah menjadi figur ayah yang tidak baik bagi
dirinya. Saat itulah Genesy merasa bahwa inilah saatnya keluarganya
dipulihkan. Dan momen ayahnya meminta maaf menjadi titik balik yang
mengganti semua kebencian dan kekecewaan di hati Genesy menjadi kasih
sayang yang besar kepada ayahnya. Tiba-tiba semuanya dirasakan begitu
berbeda oleh Genesy. Beban berat yang selama ini dibawanya terasa lepas
dan Genesy tahu dirinya telah bebas dari segala kebencian dan kepahitan.
Setelah
menjalani proses yang panjang, Genesy kembali menghirup udara
kebebasan. Bukan hanya bebas dari penjara, namun juga kebebasan dari
segala belenggu hidup yang telah lama menjeratnya.
"Yang
sekarang itu Gen, istilahnya lebih rela berkorban untuk orang lain
daripada dirinya sendiri. Maksudnya bisa mempunyai karakter Kristus,
bisa sabar dan penuh kasih," ujar Thessa kaunang, sang kakak, mengungkapkan perubahan nyata yang terjadi atas diri Genesy.
"Yang
membuat saya seperti sekarang, yang mengubahkan keluarga saya, hubungan
saya dengan orangtua saya, memulihkan semuanya yang membuat kita
sebagai satu keluarga yang melayani, satu orang bertobat seisi rumahnya
diselamatkan itu menjadi satu janji yang sudah digenapi, yaitu hanya
karena Tuhan Yesus Kristus yang luar biasa itu," ujar Genesy menutup
kesaksian hidupnya.
Sumber Kesaksian:
Genesy Kaunang

Comments
Post a Comment