Renungan Harian Kristen
Penyaliban Yesus mengandung banyak pelajaran penting, yang terutama adalah mengenai pengampunan. Pengampunan adalah tema utama yang dibutuhkan bagi orang yang berdosa dan demi manusia berdosa memperoleh pengampunan, maka Yesus rela menuju ke salib dan tergantung di sana.
Sebelum disalibkan, Yesus mengajar murid-muridNya tentang arti pengampunan supaya mereka mengerti pentingnya hal itu dan mengerti salib yang harus mereka pikul untuk melakukannya.
Raja
Yesus menceritakan perumpamaan tentang seorang yang mempunyai hutang kepada raja, dan orang itu tidak mampu melunaskan hutang-hutangnya (Mat.18:21-35). Akibatnya, untuk dapat membayar hutangnya, maka ia dan keluarganya harus dijual. Karena itu dia sujud menyembah dan mohon belas kasihan kepada Raja. “Lalu tergeraklah hati raja itu oleh belas kasihan akan hamba itu, sehingga ia membebaskannya dan menghapuskan hutangnya.” (ayat 27). Sehingga hamba itu kemudian keluar dari istana raja sebagai orang yang bebas.
Apakah yang disebut pengampunan? Pengampunan artinya: Pertama, membebaskan orang dari kesalahannya. Kedua, melepaskan kasih yang membebaskan orang bersalah dari akibat kesalahannya. Pengampunan adalah keputusan untuk mengasihi.
Perhatikan, bagaimana raja tersebut dapat mengampuni hamba yang berhutang demikian banyak kepada dia? Karena raja tersebut memutuskan untuk mengasihi hamba tersebut. Kasih mempunyai kuasa untuk menutup banyak dosa. "Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa." (I Pet.4:8).
Jadi ketika seseorang memutuskan untuk mengampuni, maka artinya dia memutuskan untuk mengasihi orang itu, sehingga segala kesalahan orang itu, tertutupi oleh kasih. Kalau seseorang memutuskan mengampuni, maka dia bukan hanya membebaskan orang yang bersalah kepadanya dari segala kesalahannya, tapi dari hati dari orang yang mengampuni tersebut juga akan mengalami kebebasan dari perasaan-perasaan negatif yang diakibatkan dari kesalahan orang itu kepadanya. Karena itu pengampunan mempunyai dua sisi berkat, yaitu bagi yang bersalah, dia dibebaskan dari semua kesalahannya, dan bagi yang mengampuni, dia terbebas dari perasaan-perasaan negatif , hatinya dipulihkan.
Tujuh puluh kali tujuh kali
Bagi orang Yahudi kesalahan orang hanya bisa ditoleransi sebanyak 3 kali, selebihnya bilamana masih melakukan kesalahan, maka tidak ada lagi pengampunan, karena itu ketika Petrus bertanya tentang mengampuni dengan menyebut angka tujuh adalah dua kali lipat lebih jauh dari batas toleransi manusia, saya yakin mendengar jawaban Yesus, Petrus sangat terkejut, karena Yesus malah menyebutkan angka yang sangat jauh dari batas toleransi manusia, yaitu tujuh puluh kali tujuh yaitu empat ratus sembilan puluh kali. Yang artinya, lebih baik hati kita, menjadi hati yang penuh dengan kasih, sehingga kita menjadi seorang yang pengampun, sebab Firman Tuhan mengatakan bahwa yang namanya kasih itu tidak berkesudahan (I Kor.13:8).
Kalau kita memutuskan untuk memiliki hati yang mengasihi biarlah kasih itu akan bertumbuh dan bertambah-tambah di dalam hati kita, jangan sampai hari ini hati kita penuh kasih, tapi besok hati kita sudah tidak ada kasih.
Mengapa kita perlu memiliki hati yang mengasihi? Karena Tuhan sudah mengasihi kita, dan karena kasihNya, maka kita sudah menerima pengampunanNya, karena itu kita harus selalu menjaga kasih Allah dalam hidup kita, yang tandanya adalah kita juga mampu mengasihi orang yang bersalah kepada kita. Tetapi bilamana kita tidak mau mengampuni, maka berarti kasih Allah tidak kita ijinkan berada dalam hati kita, dan posisi kita akan kembali kepada posisi semula, yaitu semua kesalahan yang sudah diampuni akan diperhitungkan kembali, bahkan ditambah dengan kesalahan karena menolak kasih Allah di dalam hatinya. "Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih." (I Kor.13:13).
Marilah kita berdoa: Bapa yang penuh kasih, penuhilah hatiku dengan kasihMu, supaya aku juga bisa mengasihi dengan sepenuh hatiku. Ajarku untuk menyadari kasihMu, supaya jangan sampai kasihMu pergi dari hatiku. Terima kasih Tuhan. Amin.
Pdt. Samuel Handoko - Gereja Mawar Sharon
Comments
Post a Comment