Renungan Harian | Insyaf - Pdt. Samuel Handoko

Renungan Harian Kristen

“…..Belumkah tuanku insyaf, bahwa Mesir pasti binasa.” (Keluaran 10:1-29).

Tuhan sudah berketetapan untuk membebaskan Israel dari Mesir, dan ketetapan Tuhan itu dinyatakan dengan kekuatan tanganNya, tetapi Firaun mengeraskan hatinya dan berketetapan untuk tetap mempertahankan Israel sebagai budaknya. Karena itu tangan Tuhan yang kuat melawan Firaun dan seluruh rakyat Mesir.
Para pegawai Firaun yang melihat betapa dahsyat tangan Tuhan menjadi sadar bahwa tidak mungkin melawanNya, sehingga mereka berusaha mempengaruhi Firaun supaya menyerah saja, sebelum tiba hal yang lebih buruk lagi. Sebab tidak ada seorangpun yang bisa menahan tangan Tuhan.


Jangan dilupakan

Sementara itu, Tuhan juga menghendaki supaya semua perbuatanNya tidak akan dilupakan, dan dapat diceritakan oleh Israel turun temurun, tentang kuasa dan kasih Tuhan kepada Israel (ayat 1-ayat 2) sehingga Israel dapat mengenal Tuhan mereka.
Dalam pasal ini, kita lihat bahwa Firaun tetap berkeras hati, dan bersikap plin-plan. Dia berjanji dan setelah itu dengan mudah dia ingkari. Kalau kita perhatikan dari sikap Firaun, maka kita dapat menyimpulkan, bahwa Firaun adalah pemimpin yang hanya memikirkan dan berfikir dari diri sendiri. Pemimpin semacam ini tidak membawa kesejahteraan bagi rakyatnya, bahkan pada keluarganya sendiri.

Dalam ayat ke 3 Musa dan Harun membawa Firman Tuhan ke hadapan Firaun. “Lalu Musa dan Harun pergi menghadap Firaun dan berkata kepadanya: ""Beginilah firman TUHAN, Allah orang Ibrani: Berapa lama lagi engkau menolak untuk merendahkan dirimu di hadapan-Ku? Biarkanlah umat-Ku pergi supaya mereka beribadah kepada-Ku.”

Berita ini, bukanlah ancaman, tapi seruan untuk Firaun bertobat dan mengakui Tuhan, sebab Tuhan adalah pencipta dan pemilik segala sesuatu. Segala yang dilakukan Firaun untuk melawan kehendak Tuhan, tidak akan pernah berhasil, tetapi malah akan membawa kepada kesia-siaan.

Firaun ternyata tetap mengeraskan hati, dan terus melawan, mengapa? Karena kekerasan hatinya. Sebenarnya Firaun sudah melihat keperkasaan Allah orang Ibrani ketika mengalahkan dewa-dewa yang disembahnya melalui 7 tulah yang sudah dinyatakan, tapi ketika dia mengetahui bahwa orang Israel akan pergi dengan seluruh keluarga dan hartanya, maka dia menjadi marah dan hanya memperbolehkan orang laki-laki saja yang pergi.

Kemudian dia mengusir Musa dan Harun. Itulah sebabnya Tuhan memerintahkan Musa untuk mengacungkan tongkatnya atas Mesir, yang kemudian mendatangkan tulah belalang ke seluruh negeri Mesir (ayat 8 – ayat 15).


God Sentris

Dari sini kita belajar tentang kekerasan hati. Pertama kita tahu bahwa kekerasan hati bersumber pada ego manusia sendiri. Bilamana hidup kita bepusat pada diri kita sendiri, maka secara tidak sadar, kita akan menjadi orang yang sombong, angkuh, dan pasti akan menjadi orang yang keras hati, tidak mau memikirkan orang lain, dan merasa gengsi kalau disebut mengalah. Sifat semacam ini dibenci oleh Tuhan.

Kalau kita mau berkenan kepada Tuhan, maka kita harus belajar untuk mengutamakan Tuhan, bukan diri kita sendiri, dan belajar untuk rendah hati. Kalau kita membangun sikap yang rendah hati, maka tangan Tuhan yang kuat bukan melawan kita, melainkan akan melindungi, menolong dan memelihara bahkan membela kita.

Pdt. Samuel Handoko

Comments