[Renungan] Menjaga Hati - Pdt. Samuel Handoko



Sebab itu umat-Ku harus pergi ke dalam pembuangan," (Yesaya 5:13).

Yesaya 5 dimulai dengan menggambarkan pemeliharaan dan kesetiaan Tuhan kepada umat pilihan-Nya yaitu Israel, yang dipandang seperti kebun anggurnya Tuhan. Ia begitu telaten dan penuh sayang merawat kebun anggur tersebut, tapi hasilnya mengecewakan (Yesaya 5:2-4).

Ada 6 kata “CELAKALAH” di pasal 5, yang menjelaskan dosa apa saja yang dilakukan oleh bangsa Israel sehingga menghasilkan hukuman Allah.

Pertama, “Celakalah mereka yang menyerobot rumah …!” (Yesaya 5:8). Tuhan tidak pernah melarang seseorang menjadi kaya raya, bahkan Tuhan memberkati orang menjadi kaya (Ulangan 28:12; Amsal 10:22).Tapi Tuhan tidak suka orang yang egois, yang menjadi kaya untuk diri sendiri, dan menjadi kaya dengan kekerasan dan tipu muslihat yang merugikan orang lain.

Sesungguhnya Tuhan memberkati kita untuk menjadi saluran berkat bagi orang lain, penuh dengan perbuatan baik yang mendatangkan ucapan syukur dari banyak orang.

Kedua, “Celakalah mereka yang bangun pagi-pagi dan terus mencari minuman keras, …!” (Yesaya 5:11).

Bersenang-senang tidaklah dilarang oleh Tuhan, bahkan Tuhan menginginkan umatNya untuk hidup bahagia, tidak mengalami kesusahan serta penderitaan. Perhatikan bahwa pada mulanya Tuhan menciptakan suatu taman yang diberi nama“Eden” yang artinya adalah “Nyaman”artinya segala sesuatu yang dibutuhkan untuk manusia hidup dengan tenang sudah tersedia, dan manusia tinggal menikmatinya.

Tapi bersenang-senang dengan kemabukan dan pesta pora dibenci Tuhan, karena masuk dalam golongan perbuatan dosa kedagingan (Galatia 5:21). Kemabukan dan pesta pora membangkitkan hawa nafsu, yang membuat manusia diperhamba oleh kedagingannya.

Ketiga, “Celakalah mereka yang memancing kesalahan dengan tali kedustaan..” (Yesaya 5:18). Dewasa ini, kata “Provokasi/Provokator”menjadi kata yang sangat sering kita dengar di negara ini. Ternyata sejak jaman Alkitab pun, sudah ada provokator yang memprovokasi dengan tujuan memancing kesalahan.

Kata lain yang juga akrab di telinga kita adalah "Hoax", dalam bahasa Alkitab disebut sebagai "Memancing kesalahan dengan tali kedustaan..."

Provokasi dengan hoax, adalah perbuatan dari orang yang tidak takut akan Tuhan, bahkan perbuatan ini masuk dalam golongan Mencobai Tuhan.

TUHAN TIDAK SUKA ORANG YANG EGOIS, YANG MENJADI KAYA UNTUK DIRI SENDIRI, DAN MENJADI KAYA DENGAN KEKERASAN DAN TIPU MUSLIHAT YANG MERUGIKAN ORANG LAIN.

Perhatikan kalimat di ayat selanjutnya yaitu ayat 19, “Yang berkata: “Baiklah Allah lekas-lekas dan cepat-cepat melakukan tindakan-Nya, supaya kita lihat; dan baiklah keputusan Yang Mahakudus, Allah Israel, datang mendekat, supaya kita tahu.” Bukankah terasa sekali kalau kalimat tersebut berbentuk “mencobai” Tuhan. Karena itu bijaklah berkata-kata dan bertindak serta dalam menggunakan media sosial, berhati-hatilah, takutlah akan Tuhan.

Keempat, “Celakalah mereka yang menyebutkan kejahatan itu baik..”(Yesaya 5:20). Memanipulasi hukum atau memutar balikkan fakta sesuai dengan keinginan dan kepentingannya adalah kejahatan.

Biasanya hal tersebut dilakukan oleh pejabat/penegak hukum yang menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Ingatlah bahwa setiap jabatan adalah kepercayaan/amanah yang harus dipertanggungjawabkan kepada Tuhan.

Kelima, “Celakalah mereka yang memandang dirinya bijaksana!”(Yesaya 5:21). Menganggap diri bijaksana dan pintar, adalah kesombongan, dan orang sombong tidak merasa bahwa yang dilakukannya adalah kebodohan.

Sebagian orang merasa pintar ketika bisa menghindari hukum, memanipulasi hukum tanpa tertangkap. Padahal setiap dosa yang dilakukannya adalah kebodohan bagi dirinya, dan barangsiapa menabur angin, pasti menuai badai.

Keenam, “Celakalah mereka yang menjadi jago minum...” (Yesaya 5:22). Kalau di nomor 4 berbicara tentang pejabat penegak hukum yang tidak amanah, maka di nomor 6, adalah tentang orang yang menyediakan segala godaan untuk menjerat para penegak hukum, mengabulkan keinginan dan kebutuhannya.

Dalam dunia kita saat ini, dikenal orang dengan sebutan “Makelar Kasus” (disingkat MarKus). Ia“menolong” orang untuk mendapatkan akses keadilan dari lembaga peradilan, demi mendapat imbalan uang/harta, dan karena itu siap untuk melakukan apa saja demi dapat mempengaruhi pejabat/penegak hukum untuk mengabulkan dan memenangkan gugatannya.

Mengapa saya katakan bahwa di point 6 ini berbicara tentang“MarKus”? Karena ayat 23 berkata“Yang membenarkan orang fasik karena suap dan yang memungkiri hak orang benar.”

Karena itu bagi yang melakukan pekerjaan semacam ini, berhati-hatilah, jangan terlibat kepada perekayasaan kasus dan manipulasi hukum, karena Tuhan akan memandang bersalah kepada orang yang melakukannya. Jagalah hati dan langkahmu supaya tidak curang, dusta dan tamak.

Semoga perenungan ini, dapat menyadarkan dan menghindarkan saudara dari dosa-dosa yang menghasilkan hukuman Allah yang dahsyat.

(Pdt. Samuel Handoko)

Comments