[Renungan] The Hood - Pdt. Samuel Handoko

The hood jika diterjemahkan artinya komunitas. Anugerah keselamatan dalam Yesus begitu berharga dan mulia, tidak ada seorangpun manusia yang bisa memperolehnya dengan usaha atau kekuatan atau kemampuannya sendiri, semua itu adalah pemberian karena kasihNya.

Anugerah harus dijaga dan dipelihara. “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kolose 2:6-7). Bagaimana caranya kita dapat semakin berakar dan bertambah teguh?

Alkitab mengatakan, “Peliharalah kasih persaudaraan!” (Ibrani 13:1). Kasih Persaudaraan dalam bahasa Yunani disebut dengan istilah Filadelfia (Filos Adelphos). Apa hubungan kasih persaudaraan dengan menjaga hidup tetap dalam anugerah? Kasih persaudaraan ternyata berarti satu bentuk usaha orang-orang beriman untuk saling menjaga iman satu dengan yang lain. Mengapa demikian?


Kesatuan orang beriman

Ada beberapa alasan yang perlu kita pahami. Pertama, tidak ada seorangpun di antara kita yang bisa hidup sendirian dan tetap kuat. “Berdua lebih baik dari pada seorang diri,… Karena kalau mereka jatuh, yang seorang mengangkat temannya, …Juga kalau orang tidur berdua, mereka menjadi panas, …Dan bilamana seorang dapat dialahkan, dua orang akan dapat bertahan. Tali tiga lembar tak mudah diputuskan.” (Pengkhotbah 4:9-12).

Kedua, panggilan Tuhan kepada kita adalah supaya kita menjadi satu tubuh. “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu, karena untuk itulah kamu telah dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.” (Kolose 3:15).

Ketiga, kalau kita saling mengasihi, maka sukacita kita menjadi penuh, karena kita dipenuhi dengan sukacita Kristus. “Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.” (Yohanes 15:9-11).

Keempat, begitu pentingnya perintah ini, sehingga ketaatan kepada perintah ini mempengaruhi posisi kita di hadapan Tuhan, dari seorang hamba dijadikan sebagai sahabat Yesus. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, …Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku.” (Yohanes 15: 12-15). Bagaimana kita dapat memelihara kasih persaudaraan?


Connect Group / Komsel

Kalau saudara adalah orang percaya, maka yang sangat mendasar adalah saudara harus bergabung dalam sebuah Gereja, dan hidup dalam komunitas orang percaya, bukan hanya menghadiri ibadah atau menjadi jemaat di sel group, tetapi menghidupi komunitas didalamnya, dengan mempraktekkan yang dikatakan oleh Paulus dalam Filipi 2:1-2, “Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,”

Menjadi sehati sepikir, saling mengasihi dengan kasih Kristus, satu semangat dan satu tujuan, itu artinya kita membuka hidup kita bagi orang lain, dan semua dilakukan dalam ketulusan seperti yang dituliskan di ayat 3 dan 4: ”Dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.”

Saudara harus proaktif dan tidak boleh pasif, yaitu bukan hanya mengenali orang lain tapi juga supaya saudara dapat dikenali, karena itu saudara harus membuka diri secara proaktif.

Saudara dapat masuk dalam kehidupan komunitas, karena di situlah kita dapat memelihara kasih persaudaraah, dan dengan demikian kita akan mengalami semua berkat rohani, yang dapat menguatkan kerohanian kita. Jangan menjadi orang percaya yang penyendiri dengan tidak berusaha masuk dalam komunitas, karena saudara pasti akan menjadi semakin lemah. 

(Pdt. Samuel Handoko)

Comments