[Renungan] Beserta Kita - Pdt. Samuel Handoko

Yesaya pasal 7 tergolong sebagai pasal messianic, karena inti utama dari beritanya adalah nubuatan tentang Mesias. Yang menarik dari nubuatan ini, adalah latar belakangnya, yaitu pada masa pemerintahan raja Ahas, seorang raja yang sangat bodoh dan tegar tengkuk.

Bodoh karena dia tidak mau percaya kepada nabi-nabi Tuhan, yang menyatakan jaminan pertolongan Tuhan. Ahas lebih condong untuk percaya kepada pemikirannya sendiri, yang membuat dia jatuh kepada dosa penyembahan berhala.

Walaupun ditawari pertolongan dan janji kemenangan, tapi Ahas mengeraskan hati, dan tetap menolak untuk kembali percaya kepada Allah.


"Dan ia akan menamakan Dia Imanuel" (Yesaya 7:14).


Mintalah Tanda

Perhatikan pembicaraan yang terjadi antara nabi Yesaya dan Raja Ahas:“TUHAN melanjutkan firman-Nya kepada Ahas, kata-Nya: “Mintalah suatu pertanda dari TUHAN, Allahmu, biarlah itu sesuatu dari dunia orang mati yang paling bawah atau sesuatu dari tempat tertinggi yang di atas. Tetapi Ahas menjawab: “Aku tidak mau meminta, aku tidak mau mencobai TUHAN.” (Yesaya 7:10-12).

Pernyataan Ahas terlihat rohani, tapi sebenarnya tidak. Karena masalah“tanda” yang menawarkan adalah Tuhan sendiri.

Mengapa Tuhan menawarkan memberikan tanda?

Selama hidupnya, Ahas tidak pernah mengakui Tuhan, karena itu Tuhan menawarkan tanda, supaya pekerjaan Allah dapat menjadi bukti. Ketika hal itu kemudian terjadi/tergenapi, maka tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Tuhanlah yang bekerja.

“Tanda” adalah bukti bahwa Tuhan hidup dan bekerja. Dengan menolak tawaran untuk meminta tanda, sama dengan menolak untuk menaruh percaya kepada Tuhan.

Jawaban Nabi Yesaya menunjukkan ungkapan emosi yaitu : “Lalu berkatalah nabi Yesaya: “Baiklah dengarkan, hai keluarga Daud! Belum cukupkah kamu melelahkan orang, sehingga kamu melelahkan Allahku juga? Sebab itu Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda: Sesungguhnya, seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan ia akan menamakan Dia Imanuel” (Yesaya 7:13-14).

Seperti yang terjadi pada bangsa Israel di Rafidim, seringkali motivasi orang meminta tanda kepada Tuhan, adalah karena kurang percaya yang berbatasan tipis dengan dosa mencobai Tuhan (Keluaran 17:1-7).


Imanuel

"Imanuel" adalah pernyataan Tuhan, yang menunjukkan kasih setia Tuhan kepada umat-Nya. Merupakan perwujudan kasih Illahi, yang melewati segala keadaan, Baik untuk mereka percaya maupun yang tidak percaya, menerima atau menolak, baik ataupun jahat. Kasih Tuhan lebih besar dari semua keadaan itu.

Sekalipun Raja Ahas menolak untuk meminta tanda, tapi Tuhan berkehendak untuk memberi tanda, karena bagaimanapun Tuhan mengasihi umat-Nya. Yesus disebut oleh malaikat dengan gelar Imanuel(Matius 1:21-23).

Latar belakang situasi pada waktu kelahiran Yesus, tidak berbeda jauh dengan jaman Raja Ahas, yang tergambar melalui betapa kerasnya perlawanan elit agamawan yang saat itu juga merangkap sebagai pemimpin politik.

Penolakan mereka terhadap Yesus, dikarenakan merasa terancam dominasi-Nya setelah melihat rakyat kebanyakan mengalami jamahan Tuhan dari pelayanan Yesus dibanding pelayanan dari elit agamawan.

Selain itu, Yesus sangat merakyat sedangkan para elit agamawan menampilkan kepemimpinan yang feodal, sulit untuk didekati kecuali oleh kelompoknya sendiri. Kondisi kerohanian sangat kering, dan bahkan para pemimpin hidup dalam kemunafikan. Hal itu tergambar dari teguran Yesus yang tercatat diMatius 23:1-39, dan diakhiri dengan tangisan Yesus atas Yerusalem.

Imanuel pada masa Ahas, menjadi tanda bahwa Allah berdiri menghakimi umat-Nya, yang tidak percaya dan menolak Dia, sekaligus menjadi pernyataan bahwa segala sesuatu di dunia ini ada dalam kendali Tuhan.

Sama seperti di masa Ahas, demikian juga Imanuel pada masa sekarang. Yesus adalah Hakim Agung. Siapa yang percaya akan selamat sedang yang tidak percaya akan dihukum(Markus 16:16) dan hanya Dia yang sanggup membebaskan kita dari segala yang kekuatiran kita (Markus 16:17-18). Karena itu, jangan menolak Tuhan seperti Ahas, tapi terima dan percayalah kepada Tuhan, sebab DIALAH IMANUEL, Allah yang beserta kita.

(Pdt. Samuel Handoko)

Comments