Mazmur 85
Janji Syalom Tuhan
Hidup terus bergulir dari masa lampau ke masa kini menuju masa depan. Masa kini jadi masa lampau dan masa depan jadi kenyataan. Dalam progres waktu, memori manusia berperan penting. Manusia mampu mengingat masa lalu, yang manis maupun yang pahit, untuk dijadikan pegangan menghadapi masa kini juga masa depan. Pengalaman pahit masa lalu, bisa membuat orang lebih berhati-hati menjalani masa kini dan mengantisipasi masa datang. Namun, bisa juga pengalaman buruk masa lampau membuat kelumpuhan dalam menjalani masa kini apalagi masa depan. Belum lagi faktor kesalahan manusiawi dalam memori manusia. Kuncinya tentu bukan pada memori manusia, tetapi pada Allah yang hadir dalam sejarah umat-Nya.
Syukur kepada Allah, walau situasi pemazmur saat itu tidak ideal (5-8), jauh dari pengalaman dipelihara dan dipulihkan Allah (2-4), pemazmur masih mampu melihat ke depan dan meyakini syalom Allah akan dinyatakan (9-14)! Ya, janji Allah adalah pegangan pemazmur tatkala memori hanya dapat mengakui apa yang telah terjadi tanpa mampu menggiringnya ke masa sekarang apalagi masa depan.
Sebaliknya pengenalan akan Allah yang berkehendak memberikan syalom kepada umat-Nya menjadi kekuatan untuk menjalani masa kini dan menyongsong masa depan yang gemilang. Syalom Allah bukan hanya keselamatan dari musuh, tetapi juga penegakan keadilan di dalam negeri serta kesejahteraan umat.
Bagi umat Tuhan masa kini, ingatan akan kebaikan Allah haruslah ditumpukan pada karya salib Kristus 2000 tahun silam. Di situlah "kasih dan kesetiaan [telah] bertemu, keadilan dan damai sejahtera [telah] bercium-ciuman". Catatan sejarah keselamatan itu merupakan janji syalom Allah yang dapat dialami umat sepanjang zaman. Maka kita berani menyongsong masa depan kedatangan Dia kembali yang membawa penyempurnaan!
Santapan Harian
diambil dari Sabda.org
Comments
Post a Comment