Born : Jakarta, 8 Juni 2012
RIP : Bangka, 11 Nov 2012
Anak kami, Jayden, lahir melalui operasi caesar pada hari Jum'at, 8 Juni 2012, satu bulan lebih awal dari tanggal yang diperkirakan oleh dokter dikarenakan ketuban saya pecah duluan. Jayden lahir dengan keadaan fisik mikro mulut dan hidung serta testis belum turun satu. Jayden dirawat di ruangan NICU selama enam hari karena nafasnya yang tidak stabil dan bilirubin tinggi sehingga harus disinar.
Selama kehamilan saya, semua hasil pemeriksaan USG selalu baik dan tidak pernah ada indikasi kelainan apapun. Semua hasil pemeriksaan laboratorium seperti TORCH (Toxo, Rubella, CMV, Herpes), Hepatitis dan HIV semuanya dinyatakan negative. Tes Urine dan Gula dinyatakan normal.
Pada usia satu bulan kenaikan berat badan Jayden hanya 400 gram. Dokter anak juga menyarankan kami untuk membawa Jayden ke bagian radiologi untuk dilakukan USG kepala untuk dilihat apakah ada kelebihan cairan pada kepala Jayden. Kelebihan cairan pada kepala sangat berbahaya karena dapat membuat otak tidak berkembang. Apabila benar ada kelebihan cairan maka harus dipasang selang pada kepalanya untuk mengeluarkan cairan tersebut. Hasil USG kepala menunjukkan semuanya baik, sama sekali tidak ditemukan kelainan.
Bulan kedua berat badan Jayden hanya naik 80 gram, dokter anak memberikan tiga surat rujuk kepada kami. Dokter mencurigai ada kelainan jantung bawaan pada Jayden karena susah minum susu dan kenaikan berat badannya sedikit sekali.
Walau kenaikan berat badan Jayden setiap bulannya sedikit sekali, tetapi perkembangan motoriknya baik sekali, dia begitu lincah dan aktif.
Pada usia tiga bulan, Jayden sudah menjalani rontgen foto thorax (rontgen), USG jantung (ekokardiografi), USG kepala, tes kromosom, tes virus CMV, dan USG mata. Semua hasil pemeriksaan normal, hanya USG mata saja yang hasilnya ada katarak. Kami melakukan seluruh pemeriksaan tersebut di rumah sakit yang berbeda-beda, dengan dokter speasialis yang terbaik di bidangnya karena kami ingin mendapatkan diagnose yang tepat agar dapat diketahui segera kondisi kesehatan Jayden.
Kami mencari second opinion, untuk itu kami mencoba mendaftar agar kami bisa berkonsultasi dengan Pediatric Opthamologist terbaik di Jakarta. Antrian untuk bisa berkonsultasi dengan beliau bisa membutuhkan waktu enam bulan. Namun Puji Tuhan, baru satu minggu mendaftar, kami sudah diberikan jadwal untuk konsultasi. Pediatric Opthamologist, professor mata dan sekaligus psikolog anak tersebut mengatakan bahwa benar mata Jayden ada katarak. Jayden anak yang special dan Tuhan menitipkan anak yang special kepada orang tua yang luar biasa. Kami diberikan beberapa judul buku sebagai referensi untuk merawat Jayden. Semua buku tersebut buku langka dan saya berhasil mendapatkan dua dari ketiga buku yg direferensikan. Saya juga menemukan komunitas kecil, dimana di dalam komunitas ini berisikan ibu-ibu yang anaknya menderita katarak congenital juga.
Pediatric Opthamologist tersebut memberikan surat rujuk agar Jayden dibawa untuk diperiksa oleh Seorang Profesor Ahli Imunopatologi agar dilakukan tes darah menyeluruh. Kami mendapat jadwal konsultasi pada tanggal 1 Oktober 2012, tetapi kemudian dua hari sebelum jadwal tersebut kami mendapat kabar dari pihak RS bahwa konsultasi di-reschedule karena dokter akan ibadah haji selama satu bulan menjadi tanggal 12 November 2012.
Sambil menunggu jadwal konsultasi berikutnya, saya dan mama membawa Jayden ke Bangka pada tanggal 12 Oktober 2012. Jayden sangat dekat sekali dengan mama saya, karena sejak dari lahir, mama saya membantu saya merawat Jayden. Di sana dia lebih ceria, lincah, dan minum susunya pun sudah bisa banyak (sekitar 100 ml). Walau sedih karena saya harus berpisah secara fisik (saya bekerja di Jakarta), tetapi mendengar kondisinya yang lebih baik, saya bahagia. Satu bulan selama Jayden di Bangka, saya dan suami memiliki waktu yang lebih banyak untuk berdoa. Kami tidak pernah berhenti meminta yang terbaik dari Tuhan. Jika memang Jayden sakit, kami minta Tuhan buka jalan agar mempertemukan kami dengan dokter yang terbaik. Sehingga kami dapat mengetahui sesungguhnya penyakit apa yang diderita Jayden hingga kami bisa segera memberikan pengobatan bagi Jayden. Jika memang tidak sakit, kami juga meminta kesembuhan sempurna fisiknya seiring dengan pertumbuhannya. Namun, semua doa kami belum dijawab Tuhan saat itu, Tuhan meminta kami untuk menunggu. Sebagai seorang ibu hati saya sedih sekali, saya berkata kepada Tuhan, "mau menunggu sampai kapan Tuhan? Waktu berjalan terus."
Tiba waktunya suami saya ke Bangka untuk menjemput Jayden dan mama saya untuk kembali ke Jakarta hari Minggu, 11 November 2012. Karena besok harinya, yaitu tanggal 12 November 2012 kami akan berkonsultasi dengan Professor Imunopatologi.
Tepat pada hari Minggu, 11 November 2012 ini saya berulang tahun. Pada jam delapan pagi, saya mendapat telepon dari suami saya bahwa badan Jayden biru dan dari mulutnya mengeluarkan darah, Jayden akan dibawa ke ICU. Saya kaget dan sedih sekali karena kemarin malam saya mendengar kabar keadaan Jayden baik-baik saja, dan suami saya sempat menelepon saya agar Jayden bisa mendengar suara saya, tetapi pas mendengar suara saya di speaker hp, Jayden menangis kencang sekali, tidak seperti biasanya.
Saya langsung mencari tiket ke Bangka namun tiket yang tersedia untuk penerbangan jam 13:00WIB. Akhirnya saya putuskan untuk ikut kebaktian dulu di gereja jam sepuluh. Selama mengikuti kebaktian saya bertanya kepada Tuhan mengapa ini terjadi pada saat ini, seharusnya sore ini Jayden kembali ke Jakarta dan bila kondisinya seperti ini terjadi di Jakarta, tentu Jayden akan lebih mudah untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik di Rumah Sakit di Jakarta. Selesai kebaktian saya berangkat ke airport, saya tiba di airport jam 13.00WIB. Semua loket airline mengatakan bahwa tiket ke Bangka untuk hari itu sold out, di calo juga tidak ada. Saya mendapatkan tiket dari adik ipar saya, dia hari itu juga akan kembali ke Bangka dan penerbangannya 12.30WIB namun delay menjadi 14.00WIB, jadi dia yang sudah ada di ruang tunggu turun ke bawah menenui saya dan memberikan boarding pass-nya.
Di dalam pesawat saya bertanya terus kepada Tuhan. Apa rencana Tuhan untuk keluarga kami? Mengapa kejadian ini terjadi pada saat hari ultah saya? Mengapa terjadi beberapa jam sebelum Jayden kembali ke Jakarta? Saya tahu Tuhan punya kuasa. Jika Tuhan menginginkan Jayden agar mendapatkan pengobatan pasti Tuhan punya kuasa untuk menunda kondisi kritis Jayden ini, tetapi Tuhan punya rencana lain karena Tuhan mau Jayden tetap di Bangka bersama keluarga. Saat itu doa saya juga masih belum dijawab Tuhan. Dan menjelang pesawat landing, Tuhan berkata “semua sudah selesai, semua sudah selesai, bebanmu sudah diangkat”. Di situ saya langsung meresponi, Tuhan jangan biarkan Jayden kesakitan, saya tidak tega jika dia menderita lama-lama di ICU.
Tiba di Bangka, suami, adik, dan papa saya menjemput saya. Di mobil mereka semua diam, dan saya langsung berkata kepada suami saya “Jayden sudah tidak ada kan?”, suami saya tidak menjawab, dia langsung memeluk saya. Saya lihat papa saya yang sedang menyetir mengusap matanya. Benar, Jayden sudah meninggal jam 12.30WIB, pada saat saya di Jakarta selesai kebaktian. Dari airport kami langsung ke rumah duka, saya melihat Jayden dalam keadaan pucat, dingin, dan kaku di atas dipan. Bayi yang saya antar ke Bangka sebulan lalu dalam keadaan lincah dan lucu, sekarang sudah menjadi jenazah. Air mata saya turun, tetapi saya mengucap syukur bahwa Tuhan baik, semua doa kami Tuhan jawab semuanya dalam satu hari, yaitu pada saat saya di pesawat “semua sudah selesai”. Saat itu ayat yang saya ingat adalah “Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan” . Amin.
Ayub 1:21b TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
Dari rumah duka saya kemudian melihat lokasi tempat untuk besok Jayden dikuburkan. Semua dipermudah, tanah dapat yang strategis, peti pun tinggal satu-satunya, dan ketika kebaktian penghiburan yang datang melayat sangat banyak.
To be continued ……
-------------------------------------------------
Pelajaran yang kami dapatkan selama 5 bulan ini:
- Kami meminta kesembuhan secara duniawi tetapi Tuhan memberikan yang lebih lagi, yaitu kesembuhan surgawi.
- Kehendak kita seringkali tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Dan bagaimanapun kita tidak dapat melawan kedaulatan Tuhan.
- Menyadari bahwa apa yang kita punya skrg hanyalah titipan. Ketika Tuhan ingin mengambil milikNya maka kita harus siap untuk melepaskan apa yang kita miliki. Dan tetap percaya bahwa Ia akan memberikan yg lebih baik lagi.
- Doa yang terus kita naikkan kepada Tuhan, yang tampaknya tidak ada jawaban seakan-akan Tuhan tinggal diam, percayalah bahwa Tuhan sedang bekerja.
- Tuhan berkuasa dan amat setia, pertolonganNya tepat waktu.
Anda dapat langsung menghubungi vells_nit[at]yahoo.com
Tuhan Yesus Memberkati
Comments
Post a Comment