Kesaksian - Kakiku Sebagai Peringatan Bagiku

Syalom,

Sudah sepuluh hari berlalu. Bersama lima belas jahitan di kaki yang masih menempel saat tulisan ini dibuat. Entah bagaimana caranya untuk mengucap syukur kepada Tuhan yang begitu penuh kasih kepadaku. Namun memang sudah seharusnya bersyukur secara luar biasa kepada Tuhan.

Dimana kejadian hari itu, hari senin, 12 November 2012, aku yang sebelumnya sudah ditugaskan (namun menurut kabar digantikan) sebagai Singer di acara Outreach Natal FGBMFI Indonesia Area Jakarta XV. Karena tertidur di sore hari, aku terbangun jam 18:00 WIB karena kondisi tubuh ku yang kurang fit karena tekanan fisik dan mental yang dimulai dari beberapa hari sebelumnya. Pada pukul 19:00 WIB, di jalan ramai nan sempit di Villa Taman Bandara (tidak jauh dari klinik Bandara Medika) yang ramai, aku sedang mencari makan malam bersama temanku. Tiba-tiba sebuah motor (Scoopy Hitam) melaju zig-zag di tengah kemacetan dan menghantam sisi kanan motor, membuat kaki kanan bagian atas sobek hingga mengeluarkan darah yang begitu banyak dan foot step + rem kaki berubah dari posisinya. Aku masih sempat melihat ke arah temanku dan menanyakan keadaannya. Puji Tuhan tidak terjadi sesuatu apapun terhadapnya. Tuhan melindunginya secara luar biasa!

"

Hari itu aku sedang menahan emosi karena rangkaian hari-hari yang melelahkan pikiran berlalu menekan kerja otak dari beberapa hari sebelumnya. Beberapa kali pertemuan dan latihan tidak dikabarkan dan terjadi miss komunikasi hingga aku mendapatkan kabar satu hari sebelumnya kalau aku telah digantikan oleh seorang temanku dalam pelayanan Singer Outreach Natal itu. Aku merasa, "Ya sudah lah, mungkin bukan bagianku". Seorang sahabatku yang melakukan  kesalahan di dalam perusahaan yang sedang aku jalani hingga menyebabkan kondisi perusahaan yang menurun dalam beberapa bulan dan pada puncaknya menyebabkan semua unit PC tidak dapat digunakan hingga harus bergadang untuk menyelesaikannya dan akhirnya sahabatku harus aku berhentikan dari posisinya dan aku kurang tidur saat itu. Berlanjut kepada sebuah acara Retreat dari SAAT Ministry Center yang saya tolak karena memikirkan dana untuk ikut acara tersebut. Semakin hari merasa malas untuk melayani karena sedang berada di dalam masalah-masalah yang berlarut-larut. 

"

Orang yang menabrak itu datang dan malah meminta untuk ganti rugi. Yang kuingat dia berkata "Lu sini, liat motor gw, gw mau minta ganti rugi". Sehingga emosiku langsung tambah naik dan hampir saja aku memukul orang itu namun karena aku telah kehilangan banyak darah, aku tidak memiliki tenaga dan terlanjur aku memaki-makinya 

-- "Eh *****, *******, lu ******, lu yang nabrak gw, lu yang minta ganti rugi, ******* lo! Gw lagi emosi seharian kalo lu mau tahu! Mata lo buta? Kaki gw sobek gini lu masih mau minta ganti rugi!? ****** Lo!". --

*) 'Nama binatang' dan 'keadaan mental yang buruk' yang keluar dari mulut saat itu dan sudah tidak ingat sama Tuhan.. >.<''

Ketika aku mau menangkapnya, kekuatanku hilang karena darah yang begitu banyak keluar. Akhirnya aku berjalan sendiri menuju klinik Bandara Medika dan seorang teman lain langsung menghampiriku dan memapahku. Tiba di kliknik aku pingsan dan ketika membuka mata, aku tersadar, aku tidak sedang bermimpi, padahal aku berharap ketika membuka mata aku sedang berada di kamar tidurku, ya aku di kamar, tapi di kamar klinik. Kakiku sobek, rasanya sakit, lima belas jahitan. Aku hanya bisa menangis dan berdoa memohon ampun kepada Tuhan. Di situ aku juga langsung melepaskan pengampunan kepada orang yang telah menabrakku. Orangnya kabur setelah mengetahui kakiku sobek dan mengeluarkan darah. Dalam hatiku, "Biarlah Tuhan yang mengurus orang itu. Ampuni dia karena dia tidak tahu apa yang telah dia lakukan ya Tuhan." dan aku kembali memohon ampun kepada Tuhan karena saat itu aku seperti disadarkan bahwa hukuman terjadi karena kesalahan yang telah aku perbuat dan memohon ampun karena aku telah memaki orang itu.

Tuhan menegur dengan sangat keras! Ketika aku melarikan diri dari-Nya. Tidak pernah terjadi sebelumnya kejadian yang paling menakutkan sepanjang hidup ini hingga harus menikmati kehilangan darah yang begitu banyak, beberapa hari di dalam kamar dan hanya tertidur, tidak mampu untuk berdiri, tidak dapat melangkahkan kaki, tidak dapat menjalani tugas pelayanan dan mengikuti acara-acara-Nya dan masih banyak hal lain yang menjadi terganggu (pekerjaan, usaha, dll). Merasa sedikit tersiksa dengan keadaan, namun semua ini Tuhan ijinkan untuk menyatakan kasih-Nya yang luar biasa.

Dengan kejadian ini, Tuhan banyak menyatakan kasih-Nya melalui banyak orang di sekitar, bahwa sesungguhnya mereka perduli dengan keberadaanku. Tuhan juga mengingatkan akan kesalahan-kesalahan yang telah terjadi. Aku menjadi memiliki waktu yang lebih banyak untuk berdoa dan membaca alkitab. Membangun hubungan kembali dengan-Nya. Aku bersyukur Tuhan memberikanku kesempatan melalui hukuman ini. Renungan yang luar biasa banyak diberikan Tuhan hingga tulisan ini dibuat.

Ketika sehat, kita bisa seenaknya saja untuk melangkahkan kaki kita berjalan sesuka hati kita tanpa memikirkan apa kehendak-Nya. Kita dengan seenaknya saja menggunakan kaki kita untuk melakukan apa yang kita sukai tanpa berpikir apakah itu baik di hadapan Tuhan? Kita pun cenderung untuk tidak mau melihat jalan-jalan yang telah kita lalui.

Kaki ini menjadi sebuah peringatan keras, ketika aku berlari dari kasih-Nya. Kaki ini menjadi sebuah perenungan, bahwa aku tidak akan pernah bisa berlari menjauh dari kasih-Nya. Kaki ini menjadi sebuah cerita KASIH dimana Tuhan mau untukku melangkahkan kaki bersama-Nya lagi. Sekarang aku diijinkan untuk merasakan bahwa aku tidak pernah bisa berdiri sendiri, berjalan bahkan berlari lagi dari-Nya. Aku membutuhkan topangan. Topangan Kasih Kristus yang begitu luar biasa, topangan dari orang-orang di sekitarku.

Sungguh luar biasa, banyak hal yang dapat disadari bahwa Tuhan Yesus sungguh mengasihi orang-orang yang dikehendaki-Nya. Banyak ucapan syukur yang terlintas. Tuhan mengijinkan sesuatu terjadi pasti ada tujuan-Nya yang luar biasa mulia.

Biarlah melalui kesaksian ini, para pembaca yang begitu setia melayani bersama Tuhan tetap berjalan dalam kasih-Nya yang luar biasa. Melalui kesaksian ini, para pembaca yang telah diberikan tugas pelayanan, menjalani pelayanan-pelayanan yang telah dipercayakan dengan sungguh-sungguh tanpa memandang manusia. Kita memang manusia yang tidak sempurna, namun percayalah Tuhan pasti menyempurnakan segala-galanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan-Nya.

SAC~

Comments