Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun. Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat. Matius 5:33-37
Sering sekali kita mendengar orang-orang bahkan kita sendiri mengatakan "SUMPAH!! Demi Tuhan!!" atau berbagai macam versi lainnya yang menyatakan bahwa kita sungguh-sungguh dengan perkataan kita itu. Bahkan sampai rela diperlakukan yang aneh-aneh ketika apa yang kita katakan atau beritakan itu ternyata salah atau meleset dari apa yang kita katakan.
Melalui pelajaran yang saya dapatkan dari mama saya yang selalu mengatakan, "Modal kita itu adalah kejujuran" sewaktu kecil dulu, saya jadi sering mengatakan, "sumpah dah, bener! Gue liat sendiri!" atau "Sumpah! Gue udah kerjain!" dan banyak hal lainnya untuk menyatakan dan meyakin bahwa, saya jujur dan gak berbohong.
Melalui Ayat ini, - Kotbah di Bukit - Tuhan Yesus Kristus meluruskan tentang sumpah yang selama ini -tanpa komando- kita sering mengatakan "Sumpah, demi Tuhan!" atau lainnya untuk menyatakan kebenaran apa yang kita katakan. Tuhan Yesus Kristus mengajarkan kita untuk berkata JUJUR dalam segala hal. Namun, ada larangan dari Tuhan Yesus yang intinya "Kamu jangan berkata sumpah / bersumpah demi apapun juga". Ada beberapa hal yang memang jika kita perhatikan hal-hal ini sangatlah penting.
- Langit - Langit identik dengan Sorga. Bagaimana kita dapat mengatakan kita bersumpah demi Langit? Siapakah kita sehingga kita dapat mengandalkan langit di dalam sumpah kita? Isinya pun kita tahu hanya melalui kitab-kitab suci. Adakah kita lebih berkuasa dari Tuhan yang bertahta di langit (sorga). (Mat 23:22)
- Bumi - Segala isi dari bumi ini adalah ciptaan-Nya dan merupakan tempat-Nya untuk berpijak (Yes 66:1). Kita diciptakan untuk mengelola isi bumi bukan untuk menjadikan alasan bumi beserta isinya ini untuk menyatakan sumpah kita. Bagaimanakah caranya kita menanggung bumi beserta isinya ini untuk bersumpah?
- Yerusalem - Di dalam Alkitab, Yerusalem merupakan Kota yang dikhususkan untuk Kerajaan Allah di bumi. Bukit Sion di mana Rumah Tuhan didirikan. Tempat persembahan korban bakaran kepada Allah yang kudus. Sekudus apakah kita sehingga kita mampu untuk menanggung sumpah atas Kota Yerusalem ini?
- Kepala - Kita tahu kepala berarti segala sesuatu yang memiliki kedudukan tertinggi dan yang terpenting dalam hal apapun. Termasuk kepala kita sendiri. Sesungguhnya siapa pemilik kita hingga kita berani mengatakan sumpah demi kepala kita? Sesungguhnya siapa Kepala kita itu sendiri sehingga kita berani menanggung segala sumpah kita dengan mengandalkan kepala kita sendiri?
Untuk itu, Tuhan Yesus Kristus mengajarkan kita untuk cukup mengatakan YA atau TIDAK saja. Tidak perlu kita ngotot sampai harus bersumpah. Di dalam Matius 23:16-22 jelas mengajarkan bahwa sumpah itu tidak sah dan setiap sumpah itu bersifat mengikat. Perumpamaan yang berupa pertanyaan di dalam ayat Matius 23:17, 19 kiranya dapat membuka mata kita tentang sesungguhnya apa yang harus kita lihat saat kita bersumpah? Yang lebih beratnya, ketika kita mengucapkan segala sumpah, kita telah mengikat diri kita kepada apapun yang ada di dalamnya. Pikirkan, apakah mampu kita menanggung semuanya itu? Apa yang terjadi ketika kita diminta untuk mempertanggungjawabkan sumpah yang telah kita katakan itu -walaupun hal itu benar- di hadapan Allah? Bukannya Allah lebih tahu dari apa yang kita ketahui?
Bagaimana caranya kita meyakinkan orang tentang apa yang kita katakan itu benar atau tidak? Kembali kepada diri kita sendiri, apa perlu kita untuk meyakinkan orang lain ketika apa yang kita katakan itu memang benar-benar berasal dari kejujuran? Apabila orang itu tetap masih tidak percaya, kembali lihat apa status kita. Mengapa orang seringkali tidak percaya kepada kita? Nah.. kena deh.. Kembali cek, apa penyebab-penyebab orang tidak percaya kepada kita. Sesungguhnya semua berasal dari diri kita sendiri.
Ketika orang percaya kepada kita, sesungguhnya bukan karena diri kita. Melainkan karena status anak yang telah dianugerahkan Kristus kepada kita. Jadi jika YA, katakanlah YA. Jika TIDAK katakanlah TIDAK. Tidak perlu melebih-lebihkan sesuatu yang benar. Ketika kita melebih-lebihkan sesuatu, kita telah melanggar hukum Allah yaitu jangan berbohong dan jangan bersaksi dusta, dan semua itu adalah pekerjaan-pekerjaan si jahat!
Karena ayat ini, ketika saya sedang mengatakan atau menjawab suatu pernyataan atau pertanyaan dan di tantang untuk bersumpah, saya sering berkata "Kalo boleh sumpah, gw udah sumpah. Sayangnya gak boleh. Jadi gak perlu sumpah-sumpah an. Tuhan Yesus bilang, Jika YA katakan YA, Jika TIDAK katakan TIDAK" dan semua yang mendengar perkataan saya langsung terdiam. Apakah saya bersumpah? Tidak, saya hanya menyatakan isi Alkitab yang mengajarkan tentang kejujuran. Haha.. Tuhan Yesus Memberkati. SAC~
Comments
Post a Comment