Kesaksian - Hanya Tuhan Tempat Jawabanku

Syukur hanya bagi Tuhan Yesus. Dia menjawab seru doaku. Dia memulihkan keadaan usahaku.

Setengah bulan yang lalu, saya sangat kebingungan dan di dalam pergumulan. Apa yang harus saya lakukan? Mengapa sepertinya pilihan-pilihan ini sangat membebani hati saya? Sebelumnya saya pernah menulis "Kalau bukan Tuhan Yesus, siapa yang kasih?"


Saya membuat komitmen, bahwa (saat itu kemarau hingga air pam tidak keluar dan saya sering mengangkat air untuk mandi) ''hujan belum turun, maka untuk itu tidak ada pelangi saat itu dan air pam gak keluar. Namun ketika hujan itu turun, dengan jelas pelangi itu akan muncul kembali dan saya gak perlu angkat air lagi.'' 

Dengan iman dan percaya bahwa TUHAN PASTI MENOLONG SAYA, saya tetap menjalani usaha ini. Luar biasa, sudah beberapa hari ini, TUHAN menunjukkan karya-Nya dalam rangkaian mujizat yang luar biasa. 

Sedikit saya ingin mengulang kembali cerita ini, saat itu saya sedang mengalami tekanan dari beberapa pihak, pihak pertama adalah yang menginginkan saya untuk bekerja dengan orang lain, sedangkan pihak kedua mengatakan saya lebih baik untuk meneruskan usaha saya, dan pihak ketiga meminta saya untuk terus menjalani usaha saya sambil bekerja dengan orang lain. Saya  berdoa, saya meminta Tuhan untuk membantu saya untuk mengambil keputusan. Dia menjawab melalui sebuah lagu yang berarti "Jangan takut untuk melangkah". Kemudian saya tetap memilih usaha ini, karena usaha ini merupakan cita-cita saya dan semua ini terjadi karena saya percaya, usaha ini merupakan pemberian dari Tuhan Yesus sendiri, karena mengingat beberapa hal yang tidak mungkin saya lakukan, namun Dia melakukan mujizat yang begitu luar biasa.

Kemudian banyak ujian hati yang saya terima hingga saya menjadi goyah, saya merasa tidak adanya perkembangan dan penghasilan saya terasa pas-pas an ditambah beberapa permasalahan yang menekan saya untuk menyangkal keputusan yang telah saya ambil. Saya seakan lupa dengan Tuhan dan mencoba untuk melakukan hal-hal yang dimana saya tidak mengandalkan Tuhan saat mengambil keputusan. Saya mengubah sistem yang seharusnya sudah berjalan dengan baik dengan harapan mendapatkan penghasilan yang diatas bulan-bulan yang lalu. Tapi, yang saya temui bukan hal tersebut. Saya malah mendapatkan masalah-masalah yang membuat grafik usaha saya menurun drastis. Saya bukannya bertanya kepada Tuhan, saya malah menganalisa dengan pemikiran sendiri, saya langsung mengubah lagi sistem itu dan dengan emosi membuat sebuah sistem yang pada awalnya saya pikir dapat mengembalikan client yang telah pergi. Namun apa yang terjadi? Benar, bahwa client yang telah pergi itu datang kembali. Setelah berjalan beberapa hari, sistem ini ternyata lebih parah daripada sistem sebelumnya. Karena, usaha saya terlihat ramai, namun pendapatnya jauh di bawah target penjualan saat itu. Saya kembali ditambah stress yang sangat parah.

Di dalam kebingungan itu, saya mencoba menghubungi beberapa orang dan meminta mereka untuk menjadi investor di dalam usaha saya. Pertama, orangtua saya menjawab telah stop untuk memasukkan unit pc dan meminta saya berusaha bagaimana saya bisa menambahkannya sendiri tanpa investor. Kedua, sahabat saya, saya mencoba meminta dia untuk menambahkan jumlah unit pc, namun hingga saya menulis kesaksian ini, dia belum memberikan kabar. Ketiga, saya meminta kepada seorang sahabat saya yang telah banyak membantu pengembangan komunitas gamers saya, untuk menjadi investor, yang pada akhirnya dia tidak menyanggupinya, karena orangtuanya tidak mau kalau dia membuka usaha secara kongsi. Keempat, hal tidak pernah terpikirkan, saya mencoba meminta kepada seorang sahabat yang membawa saya mengenal FGBMFI dengan nada bercanda. Namun dia malah menjelaskan bahwa, "apabila saya hanya mencari investor, maka saya selamanya hanya menjadi pengelola." Jawaban dia membuat pikiran saya terbuka. Pantas saja tidak ada investor lagi yang dikirimkan Tuhan untuk pengembangan usaha ini. Karena di dalam ayat Alkitab, Tuhan menginginkan kita, anak-anak-Nya untuk menjadi KEPALA bukan ekor.

Saya kembali kepada kenyataan ini bahwa sesungguhnya ada yang salah dengan diri saya, mengapa telah terjadi hal-hal seperti ini. Saya kembali menganalisa beberapa hal bersama dengan teman-teman saya yang membantu saya mengelola usaha ini. Akhirnya saya menemukan jawabannya, ternyata sistem yang kami pakai sangatlah merugikan perusahaan. Ditambah saya menjadi merasa sangat bersalah dan menjadi ketakutan. Di dalam ketakutan itu, saya menyadari bahwa saya tidak mengandalkan Tuhan karena tidak bertanya kepada-Nya terlebih dahulu. Namun saya tetap mensyukuri kejadian ini karena hal ini berjalan sangat singkat. Tidak bertahun-tahun atau berbulan-bulan. Saya juga sangat bersyukur pernah dihadapkan dengan masalah ini karena saya bisa belajar dari kesalahan. Pada malam harinya, saya berdoa kepada Tuhan untuk membantu saya mengembalikan sistem yang sungguh berkenan di hadapan Tuhan dengan beberapa perubahan yang tidak merugikan client dan perusahaan. Tuhan menjawab doa saya, Tuhan membantu saya. Tuhan memberikan hati yang mau menerima keputusan perusahaan yang baru ini kepada client-client saya. Lebih daripada itu, ketika saya berdoa dengan iman saya percaya, bahwa setiap hari, Tuhan akan mengirimkan client-client yang tiada pernah berhenti untuk datang. Luar biasa, beberapa hari ini, banyak client-client baru yang sebelumnya tidak pernah datang namun sekarang telah menjadi langganan. Puji Tuhan!

Permasalahan berikutnya adalah, karena terlalu begitu luar biasa client-client yang diberikan Tuhan, hingga ada beberapa client yang tidak terlayani, mereka akhirnya kembali kepada perusahaan sebelumnya. Karena jawaban sahabat saya yang keempat, saya hanya bisa berharap Tuhan tetap menuntun saya kepada jalan yang dikehendaki-Nya dalam pengembangan usaha ini. Entah bagaimana cara yang akan diberikan oleh-Nya, saya percaya, saya dimampukan untuk dapat menambahkan jumlah unit ini hingga batas maksimal dan akhirnya saya menjadi KEPALA bukan ekor. Amin..

Yang lebih luar biasa, saya percaya, usaha ini akan menjadi kesaksian yang mempermuliakan nama-Nya. Walaupun di mata masyarakat jaman sekarang, usaha yang saya jalani ini dianggap ber-genre gelap, karena mengganggu pelajaran dan sekolah. Saya percaya Tuhan akan membantu saya untuk menjalankan usaha ini dengan Kasih-Nya. Ada tertulis bahwa  "Demikikanlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." Mat 5:16. Lampu senter hanya terlihat saat mati lampu (gelap). Cahaya bintang hanya terlihat di malam hari (gelap). Saya akan terus menceritakan kisah Kasih Kristus yang terus berkarya melalui usaha yang saya jalani ini. Hingga pada akhirnya, komunitas yang tercipta melalui usaha ini merupakan komunitas yang mengandalkan Kristus di atas segalanya, memuliakan nama Kristus lebih dari segala-galanya dan menjadi terang bagi orang-orang disekitarnya. Amin

Seringkali saya berkata hanya percaya dan berharap kepada Tuhan, namun seringkali juga saya lupa. Sekarang, sekali lagi, saya mau berkomitmen lebih sungguh-sunguh, saya hanya mau berharap kepada Tuhan. Karena saya percaya, hanya Tuhan tempat jawabanku. Seberapa keras saya berusaha, jikalau Tuhan tidak menghendakinya, tetap saja usaha-usaha yang saya lakukan akan sia-sia. Saya percaya Tuhan tidak akan pernah memberikan batu kepada anak yang minta roti atau  memberikan ular untuk yang meminta ikan. Saya percaya, Tuhan Yesus akan selalu mendengar dan membantu ketika anak-anak-Nya berteriak minta tolong (Yang Kupercaya - EC). SAC~

Comments