Santapan Harian
Senin, 20/08/2012
Kejadian 49:1-7
Judul: Wasiat yang memperingatkan
Sudah beberapa kali disebutkan bahwa kematian Yakub telah mendekat. Namun, proses menjelang ajal ini dituturkan dengan cara yang agak mengulur. Jika dalam bagian sebelumnya Yusuf dan keturunannya yang menjadi perhatian, sebagai kelanjutannya Kejadian 49:1-28 menggambarkan seluruh anak Israel mendapat wasiat berupa berkat, teguran, dan nubuat menyangkut pengalaman dan hidup yang akan mereka alami. Maka bacaan kita hari ini memuat pesan-pesan yang ditujukan kepada ketiga putra Yakub yang pertama.
Secara kronologis, Ruben adalah putra Yakub yang pertama dari Lea (Kej. 29:32). Menurut adat Semitik kuno, dialah yang berhak mendapat kehormatan dan hak istimewa dalam warisan (bdk. Ul. 21:15-17). Namun seperti yang terjadi pada Esau, hak kesulungan ini dapat berpindah kepada adiknya (Kej. 25:29-34). Dalam kasus Ruben, hak itu hilang karena tidur dengan ibu tirinya -Bilha- hamba Rahel (Kej. 35:22). Bagaikan air yang berbual-bual tak terbendung, hawa nafsu Ruben menjerumuskannya ke tindakan yang mencemari kekudusan ranjang ayahnya (4; bdk. 1Taw. 5:1). Karena perbuatan itu, maka hak kesulungannya berpindah.
Simeon dan Lewi, yang juga dilahirkan dari Lea, sama-sama memiliki watak keras dan bengis (5, 7). Dengan licik dan kejam mereka membantai laki-laki kota Sikhem sebagai pembalasan atas pemerkosaan yang dilakukan warga Sikhem terhadap Dina, saudara mereka (Kej. 34:25-29; bdk. 49:6). Akibatnya, kedua suku ini kelak terserak di antara suku-suku Israel lainnya. Suku Lewi akan melayani sebagai imam-imam (bdk. Ul. 10:8-9), sedangkan suku Simeon terserap ke dalam suku Yehuda dan hanya memperoleh tanah pusaka di tengah-tengah milik pusaka Yehuda (bdk. Yos. 19:1).
Seperti yang kita pelajari dari hidup Ruben, berkat kepada umat Tuhan bukanlah hak alami yang tak terbatalkan. Lagi pula, seperti wasiat terakhir Yakub dalam bacaan kita, adakalanya teguran dan peringatan keras justru merupakan warisan yang amat berharga demi pembelajaran bagi kita dan generasi mendatang.
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/08/20/
Santapan Harian.
diambil dari sabda.org
Senin, 20/08/2012
Kejadian 49:1-7
Judul: Wasiat yang memperingatkan
Sudah beberapa kali disebutkan bahwa kematian Yakub telah mendekat. Namun, proses menjelang ajal ini dituturkan dengan cara yang agak mengulur. Jika dalam bagian sebelumnya Yusuf dan keturunannya yang menjadi perhatian, sebagai kelanjutannya Kejadian 49:1-28 menggambarkan seluruh anak Israel mendapat wasiat berupa berkat, teguran, dan nubuat menyangkut pengalaman dan hidup yang akan mereka alami. Maka bacaan kita hari ini memuat pesan-pesan yang ditujukan kepada ketiga putra Yakub yang pertama.
Secara kronologis, Ruben adalah putra Yakub yang pertama dari Lea (Kej. 29:32). Menurut adat Semitik kuno, dialah yang berhak mendapat kehormatan dan hak istimewa dalam warisan (bdk. Ul. 21:15-17). Namun seperti yang terjadi pada Esau, hak kesulungan ini dapat berpindah kepada adiknya (Kej. 25:29-34). Dalam kasus Ruben, hak itu hilang karena tidur dengan ibu tirinya -Bilha- hamba Rahel (Kej. 35:22). Bagaikan air yang berbual-bual tak terbendung, hawa nafsu Ruben menjerumuskannya ke tindakan yang mencemari kekudusan ranjang ayahnya (4; bdk. 1Taw. 5:1). Karena perbuatan itu, maka hak kesulungannya berpindah.
Simeon dan Lewi, yang juga dilahirkan dari Lea, sama-sama memiliki watak keras dan bengis (5, 7). Dengan licik dan kejam mereka membantai laki-laki kota Sikhem sebagai pembalasan atas pemerkosaan yang dilakukan warga Sikhem terhadap Dina, saudara mereka (Kej. 34:25-29; bdk. 49:6). Akibatnya, kedua suku ini kelak terserak di antara suku-suku Israel lainnya. Suku Lewi akan melayani sebagai imam-imam (bdk. Ul. 10:8-9), sedangkan suku Simeon terserap ke dalam suku Yehuda dan hanya memperoleh tanah pusaka di tengah-tengah milik pusaka Yehuda (bdk. Yos. 19:1).
Seperti yang kita pelajari dari hidup Ruben, berkat kepada umat Tuhan bukanlah hak alami yang tak terbatalkan. Lagi pula, seperti wasiat terakhir Yakub dalam bacaan kita, adakalanya teguran dan peringatan keras justru merupakan warisan yang amat berharga demi pembelajaran bagi kita dan generasi mendatang.
Diskusi renungan ini di Facebook:
http://apps.facebook.com/santapanharian/home.php?d=2012/08/20/
Santapan Harian.
diambil dari sabda.org
Comments
Post a Comment